Mohon tunggu...
EDWIN SAPUTRA
EDWIN SAPUTRA Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

belajar,belajar,dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesiapan Generasi Penerus Bangsa Menjadi Agen Pelopor Perdamaian

19 September 2018   22:15 Diperbarui: 19 September 2018   23:05 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana serta sistematis untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan lebih baik.  Secara sederhana Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.  

Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan berdasarkan UU No.2 Tahun 1985 yaitu yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti Luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan bangsa.

Berdasarkan tujuan dan tanggungjawab pendidikan yang telah diuraikan diatas, maka diharapkan generasi penerus bangsa terus berkomitmen untuk menuntut ilmu dan membelajarkan dirinya agar menjadi generasi yang tangguh dan mampu mengaktualisasikan dirinya menjadi generasi yang cerdas dan bermartabat. Dengan demikian maka generasi penerus bangsa ini akan siap dan mampu menjawab tantangan dan ancaman yang membahayakan kemajuan bangsa.

Sebagai contoh, bisa kita lihat fenomena yang terjadi dikalangan pelajar sekarang ini, begitu mudahnya mereka terprovokasi dengan beragam isu yang tidak jelas dan berkembang dimasyarakat. Jika tingkat pendidikan kurang, maka generasi seperti ini akan cepat terprovokasi yang bakal memicu terjadinya pertikaian antar remaja.  Bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi kekerasan.  

Kasus kekerasan di Indonesia saat ini menjadi sebuah kasus yang perlu disoroti.  Baik tindak kriminal pada anak maupun konflik  antara daerah-daerah. Tercatat pada tahun 2017 lebih dari 116 kasus kekerasan terhadap anak yang ditangani KPAI.  Dalam kasus kekerasan tersebut mereka yang notabene pelaku adalah orang-orang yang sulit menahan emosi dikarenakan berbagai hal dalam kehidupannya, termasuk minimnya pendidikan.  Sikap temperamental sangat berpeluang melakukan kekerasan.  Oleh karena itu, bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan sangat berperan penting dalam membantu  memecahkan masalahnya. 

Selain dari kekerasan diatas konflik antar daerah, ataupun suku juga sudah tidak asing di Negara ini.  Perbedaan suku, adat, agama, dan bahasa, seringkali menimbulkan konflik antar daerah.  Mengapa?, karena kerap kali masyarakat dalam suatu daerah tidak mampu menyikapi hal ini secara dewasa.  Inilah salah satu penyebab yang memicu dan menjadi faktor penyebab terjadinya konflik sosial di masyarakat.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa daerah yang sering terjadi konflik, misalnya konflik di daerah Aceh, Dayak, Papua dan Madura.  Bahkan, dalam tiga puluh tahun terakhir konflik kekerasan yang berlatar belakang SARA terjadi diberbagai wilayah propinsi di Indonesia.  

Termasuk Aceh, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesih Selatan. Dalam kurun waktu 1998-2005 saja, insiden kekerasan di negeri ini mencapai 200.000 kasus.

Kelompok pemuda berusia berusia 15-25 tahun yang jumlahnya mencapai seperlima penduduk Indonesia, sangat rentan untuk terlibat dalam berbagai aksi kekerasan terutama di daerah pasca konflik.  Menyaksikan atau bahkan menjadi korban tindak kekerasan, membuat kaum muda terbiasa menggunakan pendekatan kekerasan dalam penyelesaian konflik, baik konflik antara individu maupun konflik antar kelompok yang tak terkecuali dilingkungan sekolah.

Fenomena seperti yang digambarkan diatas, menjadi pekerjaan rumah buat para generasi penerus bangsa termasuk saya.  Saya pribadi merasa tergerak untuk berbuat sesuatu terhadap bangsa ini.  Seperti yang ajarkan kepada saya saat mengikuti kegiatan  Youth Coalition For Sustainable Peace (YCSP) di Kabupaten Takalar beberapa waktu yang lalu.  

Kegiatan ini dilaksanakan oleh YCSP Makassar pada tanggal 1-6 Mei 2018 tepatnya di Kecamatan Mapakasunggu, Kabupaten Takalar.  Kegiatan ini disebut Youth Coalition For Sustainable Peace (YCSP) atau Koalisi Pemuda Untuk Perdamaian Yang Berkelanjutan dengan dukungan dana dari kedutaan Amerika Serikat melalui Alumni Pertukaran Pemuda Indonesia (US International Exchange Alumni) -- USA.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun