Mohon tunggu...
Edwin Dewayana
Edwin Dewayana Mohon Tunggu... -

.......... menyingkap fenomena di balik setiap peristiwa .........

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Fasilitas Bandara Cengkareng dan Higienitasnya

20 September 2010   06:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:06 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandara Soekarno Hatta harus membenahi fasilitasnya untuk penumpang. Kursi-kursi di gate keberangkatan banyak yang sudah kumuh dan jorok dengan noda hitam-hitam. Di gate-gate itu juga tidak tersedia toilet untuk lansia dan disabled, kecuali mereka harus turun tangga ke toilet-toilet yang letaknya di bawah. Sangat tidak manusiawi untuk lansia dan disabled.

TV di ruang tunggu banyak yang sudah rusak dengan kualitas gambar buram. Jelas teknologi tidak digunakan di sini, padahal memperbaiki TV seperti itu mudah.

Pada saat boarding, lebih sering penumpang dibiarkan "berkompetisi" siapa yang kuat dia yang lebih dulu naik pesawat. Lebih sering tanpa memberikan kesempatan kepada lansia dan bayi boarding terlebih dulu. Juga penumpang di tempat duduk bagian belakang pesawat mestinya diberikan kesempatan baording lebih dulu. Ini tanggung jawab PT Gapura Angkasa yang pelayanannya juga sangat perlu diperbaiki.

Jumat pagi yang baru lalu (17 September 2010) saya menegor petugas PT Gapura Angkasa yang cuek melaksanakan boarding di Terminal 2F tanpa pengumuman seperti itu. Tapi mereka tetap cuek saja.

Tidak ketinggalan, sering sekali terjadi gate keberangkatan dipindah-pindah dengan alasan pesawat yang akan dinaiki tidak berada di gate tersebut. Toh mereka juga yang memasukkan data-data itu di layar. Atau, pengumuman di layar gate tidak sesuai dengan penerbangan pesawat sehingga penumpang harus bertanya dari satu gate ke gate yang lain. Apakah mereka masih memakai sistem manual tradisional ya?

Belum lagi mobil untuk lansia dan disabled sering memakai Daihatsu GranMax yang deck-nya sangat tinggi. Lansia atau disabled akan sangat kesulitan menaiki atau turun dari mobil ini. Prosedur permintaan kursi roda juga lebih banyak tidak dipenuhi, terutama di bandara tujuan. Padahal penumpang harus naik turun tangga, lebih-lebih kalau pesawat diparkir di remote area.

Antrian taksi bandara pengelolaannya sedemikian rupa sehingga taksi-taksi yang bonafide mobilnya lama tidak tersedia di terminal kedatangan. Kalau petugas "satgas" diingatkan untuk segera memanggil, jawabannya: "mobil di pengendapan habis". Padahal setelah dicek ke petugas dispatcher perusahaan taksi ybs mobilnya masih ada cukup banyak.

Listrik byarpet dan radar mati seperti yang terjadi baru-baru ini ? Jangan-jangan sudah biasa ! (Istilah yang dipakai pengelola: penyebabnya adalah "kedipan").

Urinoir juga tidak memakai sistem automatic flush tapi masih memakai sistem pencet sehingga tidak higienis sama sekali karena ribuan penumpang akan harus bergantian memencet tombol untuk menyiram dengan air.

Dengan kondisi seperti itu, apakah bisa dikatakan bahwa aspek keselamatan, higienis dan kenyamanan penumpang sudah mendapatkan pelayanan yang semestinya? Keadaan yang ditulis di atas adalah yang dialami Penulis di Terminal 2F untuk keberangkatan dan kedatangan Garuda. Bagaimana di Terminal 1? Jauh lebih memprihatinkan lagi.

Penumpang sudah membayar Rp. 40.000 untuk biaya pelayanan tapi tidak mendapatkan kualitas keselamatan yang memadai. Kalau mengelola bandara seperti itu, semua orang juga bisa tanpa harus berpikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun