Mohon tunggu...
Edward Simanungkalit
Edward Simanungkalit Mohon Tunggu... -

Selama ini terus belajar menulis yang dimulai sejak tahun 1993 hingga sekarang. Belakangan belajar menulis buku dan telah berhasil menulis buku: "ORANG TOBA: Asal-usul, Jatidiri, dan Mitos Sianjur Mulamula" (2015). Aktivitas menulis ini didasari satu keyakinan bahwa "kebenaran itu memerdekakan". Ternyata belajar itu tak ada hentinya, karena belajar di Sekolah Kehidupan tak ada habis-habisnya. All Truth is God's Truth.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maaf, Etnis Toba Memang Bukan Israel yang Hilang!

22 Maret 2016   09:03 Diperbarui: 10 Juni 2016   01:09 2146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan hasil penelitian Lian Deng et al. (2015) di atas tampak lebih jelas gambaran DNA Toba dengan kode ID-TB yang terdiri dari: Oceanian, East Asian, Southeast Asian 1, Southeast Asian 2, Negrito, South Asian, Central Asian, European, dan African. Di sini Lian Deng et al. (2015) terlihat membagi DNA tersebut berdasarkan wilayah geografis. Dari gambar tersebut terlihat bahwa DNA Toba dominan dari Asia terutama ras Mongoloid.

Menyingkap DNA Toba Lebih Jauh
Y-DNA Toba dapat dibagi ke dalam 3 macam ras sesuai dengan periode migrasi yang terjadi ke Negeri Toba/Toba Na Sae, yaitu: (1) K-M526*; (2) O-P201*, O-P203, O-M95*, dan O-M110; (3) R-M124.

(1) K-M526*
Tatiana M. Karafet et al. (2010) menjelaskan sebelumnya bahwa K-M526* ditemukan di Sumatera dan Sulawesi . K-M526* ditemukan pada Etnis Toba dan Suku Mandar. Karena ada ditemukan pada etnis Toba, sehingga perlu juga hal ini dibicarakan secara khusus. Phylogeny tree yang disusun berdasarkan penelitian Tatiana M. Karafet et al. (2014), dalam papernya: “Improved phylogenetic resolution and rapid diversification of Y-chromosome haplogroup K-M526 in Southeast Asia”, membantu memberikan penjelasan tentang K-526* yang berawal dari K2.

Phylogenetic tree berdasarkan Karafet et al., 2014:

[caption caption="Lian Deng et al., 2015 (Sumber: http://nature.com)"]

[/caption] Sumber: https://motherlanders.wordpress.com

Karafet et al. (2014) menjelaskan bahwa struktur filogenetik dari haplogroup K-M526* sekarang dibagi dalam 4 subclade utama (K2a-d). Adapun yang terbesar ialah K2b, yang dibagi menjadi dua kelompok: K2b1 dan K2b2. K2b1 menggabungkan haplogroup sebelumnya yang dikenal sebagai haplogroup M, S, K-P60 dan K-P79, sedang K2b2 terdiri dari haplogroup P dan sub-haplogroup yang Q dan R, yang mayoritas membentuk garis keturunan ayah/pria (paternal) di Eropa, Eurasia dan Amerika, dan merupakan satu-satunya subclade K2b yang berada di luar geografi Asia Tenggara (Sundaland) dan Oseania. Itu sebabnya, disimpulkan bahwa haplogroup P, yang merupakan leluhur bangsa Eropa, bermigrasi dari Sundaland sebagaimana pernah dikemukakan sebelumnya oleh Stephen Oppenheimer. Sementara itu K2-M526* ditemukan pada populasi Sumatra & Sulawesi, dan jika perpisahan ini terjadi 50.000 tahun yang lalu, maka lokasi paling ideal adalah di antara keduanya, yaitu Sundaland. Berdasarkan mtDNA populasi Etnis Toba dengan macrohaplogroup M yang sebanding dengan frekuensi K-M526, maka diperkirakan K-M526 berasal dari populasi Sundaland.

[caption caption="K2 (Sumber: www.geneticdisorders.info)"]

[/caption]

[caption caption="K2 (Sumber: www.geneticdisorders.info)"]

[/caption]

(2) O-P201*, O-P203, O-M95*, dan O-M110
O-P201*, O-P203, O-M95*, dan O-M110, kesemuanya merupakan ras Mongoloid. O-P203 adalah Austronesia. O-M95* adalah Austroasiatik dan O-M110 adalah Tai-Kadai. Khusus O-P201* berasal dari Yunnan dan di Toba berbahasa Austronesia. Melalui Phylogeny tree berdasarkan Karafet et al. (2014) di atas tadi dapat terlihat O-P203, O-M95*, dan O-M110 yang berasal dari turunan K2a. K2a menurunkan NO dan NO menurunkan O-M175. Kemudian O-M175 adalah yang menurunkan Austronesia, Austroasiatik, Tai-Kadai, Sino Tibetan, dan Hmong-Mien, yang kesemuanya adalah ras Mongoloid, sehingga ras Mongoloid ini berasal dari Sundaland juga. O-M95* masuknya ke Indonesia bagian barat lebih awal berupa gelombang pra-Austronesia dari Asia Tenggara (Karafet et al. 2010 merujuk kepada Kumar et al. 2007). “Hasil perhitungan jarak genetik menggunakan STR yang berasosiasi dengan P-201 menunjukan bahwa hubungann genetik yang sangat dekat antara aborigin Taiwan dan Filipina; Indonesia Barat, Indonesia Timur dan Oceania dibandingkan dengan Asia Tenggara. Hasil ini memberikan indikasi haplogroup ini diasosiasikan dengan Ekspansi Austronesia bersama dengan Haplogroup O-M110 dan O-P203 yang menyebar dari arah utara menuju ke barat dan timur Garis Wallacea.” (Karafet et al, 2010, dalam papernya: “Major East–West Division Underlies Y Chromosome Stratification across Indonesia”).

(3) R-M124
Sesuai dengan Phylogenetic tree berdasarkan Karafet et al., 2014 di atas tadi tampak juga R2a-M124 atau R-M124 yang merupakan turunan dari K2b2 hingga sampai kepada R-M124. R-M124 ini ditemukan di India, Srilanka, dan suku terasing di Pakistan Utara.

Etnis Toba di Negeri Toba/Toba Na Sae dengan DNA-nya
Pada awalnya, sebagai populasi yang jauh lebih tua dari Sundaland, maka Negeri Toba/Toba Na Sae sudah lebih dulu berdiam K-M526*. Seperti dikemukakan di atas bahwa Y-DNA Toba sebagian besar terdiri dari: O-P201*, O-P203, O-M95*, dan O-M110 sebesar 83,79% yang merupakan ras Mongoloid. Dari pantai Timur, mereka sebagian masuk ke Negeri Toba/Toba Na Sae (Tapanuli Utara Lama) dan bertemu dengan K-M526* di sana, sehingga terjadilah percampuran. Menurut hasil penelitian Trejaut et al. (2014), mereka ada yang datang dari Taiwan dan ada juga dari Asia Daratan, sehingga mereka datang secara bergelombang dari waktu berbeda-beda. Mereka ini kemudian menggunakan bahasa Toba, yang termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Belakangan datang lagi R-M124 dan terjadilah percampuran, sehingga seperti yang dikemukakan oleh Tatiana M. Karafet et al. (2010), maka keseluruhannya Y-DNA Haplogroups Etnis Toba terdiri dari: K-M526*, O-P201, O-P203, O-M95*, O-M110, dan R-M124.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun