Mohon tunggu...
Edward Simanungkalit
Edward Simanungkalit Mohon Tunggu... -

Selama ini terus belajar menulis yang dimulai sejak tahun 1993 hingga sekarang. Belakangan belajar menulis buku dan telah berhasil menulis buku: "ORANG TOBA: Asal-usul, Jatidiri, dan Mitos Sianjur Mulamula" (2015). Aktivitas menulis ini didasari satu keyakinan bahwa "kebenaran itu memerdekakan". Ternyata belajar itu tak ada hentinya, karena belajar di Sekolah Kehidupan tak ada habis-habisnya. All Truth is God's Truth.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maaf, Etnis Toba Memang Bukan Israel yang Hilang!

22 Maret 2016   09:03 Diperbarui: 10 Juni 2016   01:09 2146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

These figures are entirely consistent with the figures of the present study: 5/38 = 13.16% K-M526*, 32/38 = 84.2% NO-M124, 1/38 = 2.6% R-M207.

Therefore, I conclude that the present study's "Sumatra" sample, in which 5/6 of the K2*-M526 Y-chromosomes have been found, is specifically a sample of Batak Toba, an ethnic group that lives in (who's afraid of living on an island caused by volcanic uplift?) and around Lake Toba in northern Sumatra. Judging from the presence of Y-DNA haplogroup R2a-M124, this population probably has experienced some South Asian influence. 

(http://www.anthrogenica.com/showthread.php?2573-New-DNA-Papers-General-Discussion-Thread/page49)

Kemudian lebih lengkap lagi mengenai Y-DNA Toba ini digambarkan seperti di bawah ini:

Sumber: www.forgottenmotherland.com
Sumber: www.forgottenmotherland.com
Pada gambar tampak bahwa O-P201*, O-P203, O-M95*, dan O-M110 yang kesemuanya sebesar 83,79%. Oleh karena jumlahnya dominan, maka dapat disimpulkan bahwa DNA Orang Toba termasuk Haplogroup O yang pada dasarnya adalah ras Mongoloid. O-P203 adalah Austronesia, sedang O-M95 adalah Austroasiatik, dan O-M110 adalah Tai Kadai. Khusus O-P201* sering diasosiasikan dengan populasi Sino-Tibetan, Hmong-Mien, atau Han Chinese. Adapun K-M526*: 13,52% ini merupakan DNA Negrito. R-M124: 2,7% berasal dari India Selatan.

Tatiana M. Karafet (et al. 2010) dalam papernya: “Taiwan Y-chromosomal DNA variation and its relationship with Island Southeast Asia” menyampaikan: “Judging from the presence of Y-DNA haplogroup R2a-M124, this population probably has experienced some South Asian influence.” Pengaruh Asia Selatan atau India ini patut dicacat, sehingga tidak begitu saja mengklaim bahwa Batak Toba (baca: Toba) yang DNAnya memiliki R-M124 sebesar 2,7% adalah Israel yang hilang. Ini disebabkan adanya anggapan bahwa R-M124 adalah DNA Israel.

Mark Lipson et al. (2014)
Senada dengan penelitian Tatiana M. Karafet (et al. 2010) tadi, maka Mark Lipson et al. (2014), dari MIT – Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, dalam jurnalnya: "New statistical genetic methods for elucidating the history and evolution of human populations”, melakukan analisa terhadap DNA Toba dan lain-lain untuk menelusuri asal-usulnya sebagai berikut:

[caption caption="Mark Lipson et al. (2014): http://www.nature.com"]

[/caption] Mark Lipson et al., 2014 (Sumber: http://www.nature.com)

Mark Lipson et al. (2014), yang pengelompokannya berdasarkan rumpun bahasa, menjelaskan bahwa  garis besar komposisi Y-DNA Toba: Austronesia, Austroasiatik, dan Negrito. Mereka bermigrasi dan memasuki pulau Sumatera dari pantai Timur. Penutur Austroasiatik yang sampai ke Sumatera adalah keturunan suku H’Tin dari Thailand kemudian bercampur dengan penutur Austronesia di Asia Daratan. Baru campurannya bermigrasi ke Asia Tenggara bagian Barat dan mereka berbahasa Austronesia (Lipson, 2014:85-86).

Lian Deng et al. (2015)
Lian Deng et al. (2015), dalam papernya: “Dissecting the genetic structure and admixture of four geographical Malay”, populationsmelakukan analisa DNA lagi dengan menggunakan teknologi yang lebih maju seperti Mark Lipson (2014) di atas. Adapun hasil penelitian mereka yang dilakukan tahun 2015 lalu dapat dilihat hasilnya sebagai berikut:

[caption caption="Lian Deng et al., 2015 (Sumber: http://nature.com"]

[/caption] Lian Deng et al., 2015 (Sumber: http://www.nature.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun