Mohon tunggu...
Edward Simanungkalit
Edward Simanungkalit Mohon Tunggu... -

Selama ini terus belajar menulis yang dimulai sejak tahun 1993 hingga sekarang. Belakangan belajar menulis buku dan telah berhasil menulis buku: "ORANG TOBA: Asal-usul, Jatidiri, dan Mitos Sianjur Mulamula" (2015). Aktivitas menulis ini didasari satu keyakinan bahwa "kebenaran itu memerdekakan". Ternyata belajar itu tak ada hentinya, karena belajar di Sekolah Kehidupan tak ada habis-habisnya. All Truth is God's Truth.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Si Raja Batak atau Si Raja Toba?

15 Desember 2015   02:33 Diperbarui: 22 Maret 2016   12:12 2397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang Mandailing sudah diakui oleh Gajah Mada keberadaannya dalam Sumpah Palapanya 1365 yang tertulis dalam Kitab Negarakertagama. Candi Simangambat merupakan temuan arkeologis di Simangambat yang berasal dari abad ke-9. Situs-situs candi lainnya terdapat di beberapa tempat yang kesemuanya membuktikan bahwa sudah ada masyarakat dengan populasi besar dan teratur di sana. Pada tahun 1025, Rajendra Chola dari India Selatan memindahkan pusat pemerintahannya di Mandailing ke daerah Hang Chola (Angkola). Kerajaan India Selatan tersebut diperkirakan telah membentuk koloni mereka, yang terbentang dari Portibi hingga Pidoli. Bagaimana mungkin Si Raja Batak yang Orang Taiwan itu menurunkan Orang Mandailing yang memiliki keterkaitan dengan India Selatan? Belum lagi dihubungkan dengan Si Raja Batak yang baru datang ke Sianjur Mula-mula sekitar 800 (+/-200) tahun lalu sementara Orang Mandailing sudah memiliki populasi yang banyak pada abad ke-9.

Di atas telah dicoba untuk menghubungkan antara Si Raja Batak dengan Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing. Hasilnya tidak dapat dibuktikan, bahwa Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing adalah keturunan Si Raja Batak, melainkan malah sebaliknya bahwa Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing tidak terbukti keturunan Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula. Keempat etnik ini terlihat jelas unsur ke-India-annya sementara Si Raja Batak itu Orang Taiwan, sehingga jelas sekali berbeda. Tak kalah anehnya ialah bahwa nama “Si Raja Batak” ini menggunakan bahasa Sanskerta: “Raj” sementara Si Raja Batak itu Orang Taiwan yang berbeda bahasanya. Mitologi penciptaannya sebagaimana diceritakan W.M. Hutagalung di dalam bukunya (1926) juga mirip dengan cerita dari Hindu.

Mitologi penciptaan dunia tadi, menurut J. Tideman (Agustono & Tim, 2012:195),   merupakan pengaruh Hindu India yang diadopsi dari mitos Wedda dan nama-nama dewa diambil dari Hindu Dharma. Hindu India juga nyata pengaruhnya pada  sistem keyakinan, aksara, dan kosa kata yang banyak mengadopsi kosa kata Sanskerta. Menurut Harry Parkin (Hutahaean, 2011), pengaruh terbesar yang membentuk agama tradisional Toba serta nilai-nilai sosial budaya yang mengikatnya berasal dari Hindu Sivaisme yang dibawa orang-orang Tamil di Barus. Berdasarkan bukti-bukti yang terdapat dalam pustaha-pustaha serta peran sosial datu dalam kehidupan Orang Toba, Parkin meyakini bahwa praktek keyakinan Orang Toba mengenai ramalan, takhyul, roh-roh, astrologi, dan sebagainya, sama dengan praktek yang umum ditemukan dalam kehidupan orang Tamil di India.

Si Raja Toba

Sebelum Orang Taiwan datang ke Sianjur Mula-mula 800 (+/- 200) tahun lalu, maka Orang Negrito telah datang ke Humbang di Negeri Toba sekitar 6.500 tahun lalu (Belwood, 2000:339). Penelitian arkeologi di Samosir yang dilakukan oleh Balai Arkeolog Medan dan penelitian palaeontologi di Humbang yang dilakukan Bernard K. Maloney tadi dikonfirmasi dengan penelitian biologi molekuler atas DNA Orang Toba. Kedua penelitian sebelumnya terbukti benar melalui hasil test DNA Orang Toba yang menemukan bahwa DNA Orang Toba terdiri dari: Austronesia (55%), Austroasiatik (25%), dan Negrito (20%) sebagaimana hasil analisa yang dilakukan oleh Mark Lipson (2014:87).     

Percampuran Orang Taiwan dengan Orang Negrito tentulah terjadi secara perlahan-lahan dan itu terjadi banyak sekali, bukan hanya perkawinan dari dua orang saja, karena terbukti Orang Negrito sudah tidak ditemukan lagi di Negeri Toba. Sementara oleh karena sudah ribuan tahun berada di Negeri Toba, maka jumlah populasi Orang Negrito dapat diperkirakan sudah besar. Dengan demikian, maka telah terjadi banyak sekali percampuran tersebut, sehingga Negrito mencapai 20% di dalam DNA Orang Toba. Dari hasil percampuran itulah lahir Si Raja Toba dalam jumlah yang banyak. Jadi, Si Raja Toba itu banyak, sedang Si Raja Batak itu tunggal. Kemudian para Si Raja Toba inilah yang menurunkan Orang Toba yang ada sekarang ini. Sementara Orang Pakpak, Karo,  Simalungun, dan Mandailing berbeda dengan Orang Toba dan mereka bukanlah keturunan Si Raja Toba yang banyak itu.

Akhirnya, Si Raja Batak adalah Orang Taiwan, sedang Si Raja Toba merupakan campuran Orang Negrito dengan Orang Taiwan, sehingga keduanya berbeda secara genetik. Si Raja Batak dari Sianjur Mula-mula tidak menurunkan Orang Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing.  Orang Toba yang memiliki DNA: Austronesia. Austrosiatik, dan Negrito itu merupakan hasil percampuran antara Orang Negrito dengan Orang Taiwan (Austronesia + Austroasiatik). Hasil percampuran pertama itulah yang disebutkan di sini sebagai Si Raja Toba dan hasil percampuran pertama itu banyak sekali jumlahnya, maka Si Raja Toba banyak sekali jumlahnya. Raja-raja Toba inilah yang menurunkan Orang Toba sekarang ini. Sedang Orang Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing bukanlah keturunan Raja-raja Toba, karena para Raja Toba hanya menurunkan Orang Toba yang ada sekarang ini. Hubungan Orang Toba dengan Orang Pakpak, Karo, Simalungun, dan Mandailing hanyalah dalam bentuk hubungan kekerabatan dan bukan dalam hubungan genealogis, tetapi sama-sama penutur rumpun bahasa Austronesia (01082015). ***

 

Catatan Kaki:

*** ORANG TOBA: Asal-usul, Budaya, Negeri, dan DNA-nya; ORANG TOBA: Austronesia, Austroasiatik, dan Negrito; ORANG TOBA: Bukan Keturunan Si Borudeak Parujar; PUSUK BUHIT BUKAN GUNUNG LELUHUR ORANG TOBA; ORANG TOBA DENGAN SIANJUR MULA-MULA; ORANG TOBA DENGAN TAROMBO SIANJUR MULA-MULA, oleh: Edward Simanungkalit

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun