Mohon tunggu...
Edward Sadeem
Edward Sadeem Mohon Tunggu... Petani - Penyuka kopi

Pemerhati pagi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tentang Nenek

18 Januari 2022   23:23 Diperbarui: 18 Januari 2022   23:33 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Terpampang gambar sosok nenek di satu akun sosmed, rambut jarang beruban, renta dan kulit berkeriput. Gambarnya jelas hasil editan, kalau bukan editan mana ada seorang nenek bersedia pose berselonjor di sofa sambil mengenakan cosplay mermaid. Berbeda dengan kostum mermaid, apa yang dikenakan nenek seperti gaun dengan atasan sampai dada dan tarikan tali kain melingkar leher.

Terserah bagi yang merasa lucu atas gambar meme itu,  tapi itu tidak bagi saya. Tidak tega saya melihatnya karena di saat yang bersamaan saya jadi teringat sosok nenek yang melahirkan kedua orang tua yang di hormati dan di sayangi.

 Ingin rasanya langsung mau ngritik, tapi urung dilakukan karena takut disangka sok bijak atau apalah yang nanti malah bukan ikan yang di dapat tapi malah kegaduhan tak berujung.

Yang jadi pertanyaan setelah melihat itu,, mengapa bisa sosok seorang nenek dikesankan seperti itu? Bagaimanakah perasaan yang jadi anak cucu saat lihat wajah neneknya seperti itu?

 Apakah 'kelucuan' yang diharapkan dari meme itu bisa sama artinya,,

Dengan' kelucuan' saat kita mendengar lagu Nenekku Okem-nya Iwan Fals,,

Dengan saat kita temukan peribahasa Sunda " nini-nini leungit sapeuting, siung maung aya huisan (,nenek -nenek hilang semalam, taring harimau ada ubannya; kebenaran yang sudah terang benderang),,

Atau dengan  saat mendengar ada cerita tentang seorang nenek yang terkenal di satu kampung sebagai nenek yang suka berbohong dan sekalinya dia mengatakan kebenaran, semua penduduk tak mempercayainya. Sambil berlari panik  ke sana kemari ke sekeliling kampung,sang nenek itu mengabarkan ke semua warga bahwa di atas bukit tempatnya berladang ada air keluar memancar ke atas dari dalam tanah. Sang nenek menangis sejadi-jadinya karena tahu tak satu pun orang yang mempercayainya lagi dan tak hiraukan imbauannya agar semua segera menyelamatkan diri. Bencana longsor pun akhirnya menimbun semua penduduk kampung.

Apakah yang terjadi di kampung itu sama tragisnya dengan cara memperlakukan sosok nenek bercosplay mermaid?

Entahlah..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun