Mohon tunggu...
Rima Iqrima
Rima Iqrima Mohon Tunggu... Lainnya - ᮙᮨᮔ᮪ᮏᮓᮤ ᮇᮛᮀ ᮚᮀ ᮘᮨᮁᮔᮤᮜᮄ

Jangan lupa untuk merasa cukup (Bersyukur). Kamu bisa temuiku di Youtube "Rima Iqrima"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Harus Kawula Muda?

21 Desember 2020   07:19 Diperbarui: 21 Desember 2020   07:51 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Kawula muda harus berada pada garda paling depan”, tidak asing lagi mendengar kalimat seperti itu. Mengapa harus kawula muda? Secara logika, jika melihat dari perspektif waktu hidup dalam bermasyarakat, yang lebih tua memiliki banyak pengalaman dibandingkan dengan kaula muda. Akan tetapi justru kawula muda dianggap paling berperan dalam setiap daerahnya. Mengapa demikian?

Sebelum mengupas tuntas peran kawula muda dalam daerah, menurut Zulvikar & Nasrul (2019 : 36) kawula muda ialah manusia yang berusia 16 – 30 tahun jika dilihat berdasar ciri biologis telah menunjukan sifat kedewasaan. Seseorang yang telah memasuki usia 16 – 30 dapat dikatakan kawula muda, tetapi kawula muda tidak dapat disamaratakan memiliki sifat kedewasaan. Sebab, tidak sedikit kawula muda yang belum sadar atau belum memiliki sifat kedewasaan akan perannya dalam sebuah daerah. 

Peran dalam artian yaitu posisi seseorang membimbing dalam kehidupan bermasyarakat. Apa yang dilakukan individu dalam masyarakat sebagai organisasi, dan penting bagi struktur sosial. Berkembangnya teknologi, kawula muda cenderung menghabiskan waktunya berlayar dalam media sosial. Kawula muda pada saat ini lebih memilih diam di rumah daripada bersosialisasi. Berdasar realitas tersebut, peranan kawula muda pada saat ini menurun, maka dari itu perlunya memahami peran pemuda dalam suatu daerah.

Populasi penduduk di Indonesia saat ini didominasi oleh Gen Z (generasi milenial), mestinya kawula muda mengambil peran sentral dalam membangun negeri. Tidak perlu terlalu jauh, mengambil peran dalam daerah hal yang mendasar untuk mengambil peran sentral tersebut. Kawula muda yang menempuh pendidikan baik formal ataupun tidak, berhak berperan dalam daerahnya. Penulis mengambil beberapa kegiatan sebagai dasar alasan kawula muda harus memiliki peran dalam daerahnya, misalnya dalam pemilihan kepala daerah, peringatan 17 Agustus, membuat rumah baca, membangun pariwisata, meningkatkan UKM dan sebagainya. Berdasarkan kegiatan yang telah penulis sebutkan, kawula muda dalam suatu daerah dapat mengambil peran entah itu dalam bidang politik, pendidikan, ekonomi, sosial budaya, bahkan agama.

Pertama, dalam bidang politik kawula muda sebagai aktor utama dan sampingan. Misalnya dalam pemilihan kepala daerah, kawula muda dapat menjadi aktor utama, artinya dapat mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Ada banyak peluang untuk membuka pikiran masyarakat apabila kepala daerahnya kawula muda. Bukan berarti yang lebih tua tidak dapat membuka pikiran masyarakat, tetapi tidak dapat disadari pemikiran kawula muda sangat dibutuhkan apalagi sikap kepemimpinannnya yang tegas. Jika tidak dapat berperan dalam kursi pemilihan, setidaknya berpartisipasi atas berlangsungnya kegiatan (aktor sampingan) sebagai rasa peduli terhadap bidang politik.

Kedua, kawula muda sebagai jembatan dalam bidang pendidikan. Peran pemuda dalam bidang pendidikan misalnya mengeskalasikan minat baca masyarakat khususnya anak-anak. Menumbuhkan minat baca di suatu daerah dapat dihidupkan oleh kawula muda, sebab kawula muda memiliki kreativitas yang tinggi. Menciptakan rumah baca dapat juga membantu anak-anak yang tidak bersekolah karena faktor ekonomi yang menjadi alasan orang tua misalnya.

Ketiga, kawula muda berperan sebagai pencipta lapangan kerja. Maksudnya, kawula muda dapat membangun UKM (Usaha Kecil Menengah) di daerahnya sebagai usaha meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Adanya teknologi di zaman sekarang ini dapat digunakan sebagai ajang promosi UKM yang telah diciptakan oleh suatu daerah. Biasanya penyebaran informasi melalui internet lebih cepat dibandingkan media cetak. Hal ini, kepiawaian dalam hal pemasaran membutuhkan kawula muda karena kawula muda biasanya lebih paham akan teknologi.

Keempat, peran kawula muda sebagai motor dalam bidang sosial dan budaya khususnya pariwisata. Destinasi wisata dapat dibangun dalam setiap daerah, guna untuk memperkaya kebudayaan Indonessia. Peran kawula muda sangat dibutuhkan karena pengelolaan wisata perlu adanya kreativitas supaya pengunjung tertarik dengan wisata daerah tersebut. Sama halnya dengan poin ketiga, kepiawaian dalam
menggunakan teknologi sebagai ajang promosi kawula mudalah yang lebih mengerti.

Kelima, kawula muda dapat menumbuhkan nilai agama pada masyarakat. Misalnya, bagi umat beragama Islam mengadakan kajian rutin setiap minggu. Peran kawula muda dalam kegiatan tersebut sebagai manajer atau orang yang mengatur kegiatan. Kemudian, untuk meyeimbangkan dengan tumbuhnya teknologi, kawula muda juga dapat melakukan live melalui media sosial.

Berdasarkan yang telah penulis paparkan, dapat disimpulkan bahwa alasan kawula muda harus berperan dalam suatu daerah atau negara terangkum dalam 5 poin yaitu : sebagai aktor utama dan sampingan dalam bidang politik, jembatan dalam bidang pendidikan, pencipta dalam bidang ekonomi, sebagai motor dalam bidang sosial dan budaya, dan sebagai menejer serta orang yang mengajak menebar kebaikan dalam bidang keagamaan.

Sumber Rujukan
Zulvikar, & Nasrul. (2019). Persepsi Pemuda Terhadap Pemilihan Umum Legislatif pada Tahun 2019. Jurnal Sains Riset (JSR), 9(3), 35–42. www.scholar.google.com. (Diakses pada tanggal 12 Desember 2020 pukul 10.00 WIB).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun