Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Zig-zag ala Partai Nasdem

2 Juli 2022   06:30 Diperbarui: 2 Juli 2022   06:34 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret ketiga bakal calon presiden partai Nasdem (sumber: Medcom.id)

Partai Nasdem memang tidak punya pilihan lain selain mendukung ketiga bakal calon tersebut. Dalam pemilu yang dilakukan secara serentak, langkah politik ala Partai Nasdem tentu akan sulit mendapatkan limpahan suara dari masing-masing figur. Sebab, pada akhirnya akan ada pendukung yang kecewa karena calon yang didukungnya tidak mendapatkan tiket dari Partai Nasdem. 

Skenario yang paling mungkin akan menguntungkan partai Nasdem adalah mencalonkan kedua figur tesebut yaitu: Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dalam satu paket. Ini pasangan ideal bagi Partai Nasdem namun akan sulit terwujud. Jika paket ini terwujud maka akan menjadi catatan sejarah dalam perpolitikan di Indonesia. Bisa saja terjadi, sebab dalam politik yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.

Sejauh ini penulis berpendapat bahwa partai Nasdem tidak memiliki niat untuk memenangkan figur yang akan dicalonkan. Menang dan kalah calon yang akan diusung bukan hal yang utama. Bagi Partai Nasdem, mendongkrak elektabilitas partai adalah hal yang paling utama. 

Menetapkan banyak bakal calon presiden mengindikasikan ada kegamangan di tubuh Partai Nasdem. Jika benar serius, Partai Nasdem seharus memilih satu bakal calon dan selanjutnya berjuang mencari patner koalasi untuk mengusung calon tersebut. 

Surya Paloh ketua umum Partai Nasional Demokrat/ Nasdem (Sumber: Indo Bali News)
Surya Paloh ketua umum Partai Nasional Demokrat/ Nasdem (Sumber: Indo Bali News)

Hal ini perlu dilakukan oleh Partai Nasdem agar tidak terkesan bermain dua kaki. Polarisasi dukungan yang begitu luas memaksa Partai Nasdem segera untuk menentukan sikap. Namun, ada kecendrungan bahwa Partai Nasdem akan bertahan pada pilihannya sambil menarasikan bahwa pilihan tersebut sebagai langkah alternatif untuk menghindari polarisasi diantara para pendukung dari masing-masing bakal calon.

Benarkah demikan?

Jika rujukannya adalah calon presiden dapat menghentikan polarisasi di masyarakat, seharusnya Partai Nasdem memilih bakal calon yang relatif netral. Katakan Partai Nasdem memilih bakal calon tunggal seperti Andika Perkasa. Figur tersebut mungkin akan relatif lebih diterima oleh semua pihak.

Akan tetapi, Partai Nasdem tetap mempertimbangkan elektabilitas yang tentunya ingin juga menjaga elektabilitas partai. Setiap pilihan politik tentu selalu punya maksud dan tujuan. Namun, setiap maksud dari elit politik tidak selalu selaras dengan keinginan konsituen. Inilah dilema yang dihadapi oleh Partai Nasdem.

Keputusan sudah di buat oleh Partai Nasdem dengan pertimbangan yang matang. Melihat realitas hari ini, hanya ada dua pilihan bagi Partai Nasdem yaitu: kehilangan pendukung Anies Basweda atau kehilangan pendukung Joko Widodo yang saat ini mayoritas mendukung Ganjar Pranowo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun