Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Rumah Swadaya dan Mentalitas Masyarakat

6 Januari 2022   08:24 Diperbarui: 18 Januari 2022   08:00 2003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah Swadaya Pemerintah (sumber: Dok. Kementerian PUPR via kompas.com)

Program yang cukup membantu masyarakat ini juga berdampak pada sektor lain. Ada yang positif, ada pula yang negatif. Jika  ditelisik lebih jauh fenomena semacam ini merupakan biasa.

Pembangunan rumah swadaya oleh pemerintah secara langsung berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Terutama meningkatnya jumlah tukang bangunan. Bahkan, program ini melahirkan banyak tukang bangunan yang profesional. 

Selain itu, program ini memperdayakan pengusaha lokal. Proses pengadaan barang dan bahan bangunan dilakukan dengan melalui tender. Ini yang dimanfaatkan oleh pengusaha lokal untuk ambil bagian dalam proses pembangunan rumahan Swadaya.

Pemerintah Desa berupaya semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan pengusaha lokal. Melibatkan penguasa lokal dalam proses tender pengadaan bahan bangunan rumah swadaya. Penulis sendiri melihat ini merupakan langkah tepat yang dilakukan oleh Pemerintah Desa.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa program rumah swadaya ini berdampak negatif. Sebenarnya tidak etis, jika dikatakan program ini akan berdampak negatif. Kesalahpahaman masyarakat dalam memahami program inilah telah berdampak negatif.

Karena ketidakpuasan masyarakat terhadap program rumah swadaya ini, menimbulkan "rasa iri". Bagi pemilik tanah, dengan mudah menaikkan harga tanah bila tahu akan dibangun rumah swadaya. Ini justru menyulitkan bagi calon penerima program rumah swadaya. Sebab, mereka harus mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membeli tanah.

Fenomena lain yang tidak kalah penting adalah "keluarga baru/muda" tidak mau membangun rumah. Atau membangun rumah seadanya saja, sebab nanti ada program rumah swadaya dari pemerintah. Mental seperti ini tidak boleh dibiarkan. 

Sebagai keluarga baru, harus didorong bekerja keras untuk membangun rumah yang layak huni. Tidak bergantung pada program rumah swadaya oleh pemerintah. Sebab, pada dasarnya program pemerintah bersifat stimulus yang bersifat merangsang agar meningkatkan perekonomian masyarakat. Sekian!

Daftar Bacaan:

1. Diguyur Anggaran 2022 Terbanyak, Apa Itu Rumah Swadaya?

2. Simak, cara dan syarat dapat bantuan bedah rumah swadaya dari pemerintah

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe 
(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun