Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pendidikan Seksual untuk Anak, Pentingkah?

15 Desember 2021   11:34 Diperbarui: 20 Desember 2021   20:54 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan seksual untuk anak | Sumber: Pexels

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe

(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

Bicara tentang pendidikan seksual anak, bagi sebagian kalangan masih dianggap tabu. Pendidikan seksual merupakan langkah awal untuk mengantisipasi terjadinya pelecehan seksual terutama terhadap anak-anak. 

Pendidikan seksual untuk anak tidak berarti mengajarkan anak untuk melakukan perbuatan yang tidak senonoh sehingga melanggar norma-norma agama.

Terminologi pendidikan seksual mulai santer terdengar di kalangan masyarakat. Pentingnya pendidikan seksual untuk anak, seiring dengan meningkatnya kasus pelecehan seksual terhadap anak di Indonesia. 

Setiap hari di layar kaca televisi, hampir pasti kita menyaksikan beberapa kasus pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak.

Kasus pelecehan seksual terhadap anak bisa terjadi di mana dan kapan saja. Mengejutkan bahwa pelaku kekeresan seksual terhada anak mayoritas adalah orang terdekat dari anak tersebut. 

Hal inilah yang menyebabkan kasus kekerasan seksual sulit untuk dideteksi sejak awal. Orang yang kita anggap dekat dan berprilaku baik justru bisa menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap anak.

Pelaku kekerasan seksual terhadap anak, biasanya orang terdekat seperti paman, kakak, tetangga, dan bahkan orang tua sendiri. 

Kondisi semacam ini memang cukup mengkhawatirkan. Oleh karena itu, diharapkan penanganan khusus untuk mengatasi kekerasan seksual terhadap anak ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun