Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Ganjar Pranowo (Pasti) Menang di NTT

17 November 2021   05:42 Diperbarui: 21 Desember 2021   16:16 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo, saat memakai busana adat NTT (sumber: merdeka.com)

Intrik politik pada pilkada DKI 2017 memang sungguh luar biasa. Dari kesalahan Basuki Tjahaja purnama alias Ahok, yang dianggap menistakan agama Islam. Ahok dituduh nistakan Agama Islam usai kutip Al Maidah 51. Ribuan umat yang mengganggap Ahok menistakan Agama Islam turun kejalan melakukan demonstrasi. Yang sampai saat ini kita mengenal dengan gerakan 212. 

Gerakan 212 yang dipromotori oleh PKS dan FPI kala itu sekejap meruntuhkan elektabilitas Ahok sebagai petahana. Simpati publik kepada Ahok berubah menjadi amarah yang menggebu-gebu. Isu agama yang dimainkan, seputar surga dan neraka, saling mengkafirkan satu sama lain. Ide dan gagasan seperti tenggelam dihantam badai kebencian atas dasar tidak seiman. 

Pilkada DKI 2017 menimbulkan ketidakpercayaan pada kelompok atau partai yang memainkan isu agama. Masyarakat NTT misalnya, begitu marah dengan kejadian yang menimpa Ahok. Hal ini bukan karena Ahok kalah atau karena Ahok merupakan representasi kaum minoritas. Ini karena ketidakpuasan masyarakat NTT atas isu agama dan intoleransi yang menghantam pribadi Ahok.

NTT dikenal dengan masyarakat yang memiliki tingkat toleransi tinggi tentu pasti tidak suka dengan isu-isu radikalisme dan intoleransi. Ketidaksukaan ini direspon oleh masyarakat NTT dengan tidak mendukung calon presiden, calon kepala daerah, calon anggota legislatif yang partainya dianggap bertanggung jawab dengan pilkada DKI pada tahun 2017. 

Bagi masyarakat NTT, yang paling bertanggungjawab adalah partai Gerindra dan PKS. Sebab, partai Gerindra dan PKS yang mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Hukuman pertama partai Gerindra adalah tidak terpilihnya kader Gerindra sebagai gubernur NTT. Padahal Eston Funai (kader Gerindra) kala itu digadang-gadang akan memenangkan Pilgub NTT. Elektabilitas Eston seketika anjlok pasca pilkada DKI tahun 2017. 

Di pilpres dan pileg 2019, suara partai Gerindra anjlok. Gerindra kehilangan dua kursi anggota dewan dari daerah NTT. Sebab, periode sebelumnya, Gerindra menyumbang dua kursi masing-masing 1 kursi dari dapil NTT 1 ( Pius Lustrilanang) dan dapil NTT II (Fary Djemy Francis). Selain itu, Prabowo Subianto juga tidak mendapatkan simpati masyarakat NTT sehingga menelan kekalahan telak dari rivalnya presiden Joko Widodo saat pilpres 2019. 

Apa makna semuanya bagi Ganjar Pranowo? Ini signal bahwa masyarakat NTT tidak menginginkan calon yang menggunakan isu-isu agama untuk kepentingan kekuasaan. Ganjar Pranowo dianggap merepresentasikan keinginan masyarakat NTT. Sepak terjang Ganjar Pranowo yang responsif terhadap isu-isu intoleransi mendapat apresiasi dari masyarakat NTT. Memang tidak semua, tetapi mayoritas masyarakat NTT mengenal sosok Ganjar Pranowo sebagai pembela kaum minoritas.

Secara psikologis sosok Ganjar Pranowo sudah mendapatkan tempat di hari masih NTT. Ganjar Pranowo paling tidak menjawab apa yang menjadi pertanyaan warga NTT, setelah Joko Widodo siapa yang akan melanjutkan pembangunan terutama di wilayah timur? Jawaban ada pada Ganjar Pranowo.

2. Ganjar Pranowo dikesankan sebagai pribadi yang merakyat

Karakteristik masyarakat NTT yang suka berkumpul dan bercengkrama satu dengan yang lain juga berpengaruh pada preferensi politik. Masyarakat menginginkan pemimpin yang bisa berkumpul bersama-sama dengan warga di waktu-waktu tertentu. Tanpa ada jarak dengan masyarakat.

Mayoritas pemilih di Indonesia menginginkan pemimpin yang tidak jaga jarak dengan masyarakat. Pemimpin yang tulus bersama dengan rakyat. Tidak muncul dihadapan masyarakat saat mendekati pemilu saja. Pemimpin yang selalu hadir memberikan kenyamanan bagi masyarakatnya.

Melalui media sosial miliknya, Ganjar Pranowo menunjukan kesan sebagai pribadi yang suka bergaul dengan siapa saja. Pribadi yang baik kepada siapa saja termasuk para perantau dari NTT. Sesekali galak terhadap para pelaku pungli dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun