Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saya Katolik, Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Muhammad?

19 Oktober 2021   09:22 Diperbarui: 23 Oktober 2021   22:44 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan di Rumah Pak Nasuko- Daerah Pagelaran Balearjo (sumber: dokumen Pribadi)

Hari ini,  Selasa 19 Oktober 2021 saudara ku umat Islam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sepengetahuan saya, perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Pada intinya, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

Kira-kira dalam agama saya, sama seperti merayakan hari saya Natal (kelahiran Yesus Kristus). Penuh kemeriahan dengan balutan acara-acara yang luar biasa. Begitulah kalau saya mencoba mendeskripsikan perayaan Maulid Nabi terutama di Indonesia.

Secara pribadi saya sangat menghormati saudara-saudara umat muslim yang merayakan Maulid Nabi Muhammad dan ikut berbahagia. Semoga perayaan Maulid Nabi Muhammad, membawakan kedamaian di hati umat muslim. Tentu kedamaian hati ini akan mengobarkan semangat persatuan di Indonesia.

Judul tulisan ini tidak berarti saya sedang mempertanyakan boleh atau tidaknya mengikuti perayaan Maulid Nabi Muhammad dari sudut pandang saudara umat muslim. Ini pertanyaan refleksi atas imam saya terhadap kesukacitaan sesama saudara saya yang merayakan Maulid Nabi Muhammad. Refleksi atas dinamika kehidupan beragama  yang saling berdampingan satu dengan yang lainnya. Termasuk berbahagia bersama saudara-saudara yang tidak seiman dalam merayakan hari raya agama masing-masing.

Ini pertanyaan iman yang sangat fundamental dan tidak perlu dipertentangkan. Setiap jawaban adalah refleksi atas keyakinan yang dianut. Entah bisa atau tidak semua jawaban memiliki status yang sama dalam keyakinan masing-masing. Lantas tidak berarti kalau jawab"bisa" berarti saudara, kalau "tidak bisa" berarti bukan saudara atau sebaliknya. Sebab, baik "bisa" maupun "tidak bisa" sama derajatnya dalam tinjauan keyakinan masing-masing.

Bangga sebagai Katolik dan bangga pula menjadi saudara umat muslim. Bangga hidup berdampingan dengan sesama saudara muslim. Bangga berbagi kasih dengan sesama tanpa memandang keyakinan. Bagi penulis, kita hidup dari rahim yang sama yaitu INDONESIA.

Berbahagia dalam Maulid Nabi Muhammad

Setiap kali ada perayaan hari raya agama tidak terkecuali agama Islam, saya sering mengirim pesan singkat untuk sekedar mengucapkan selamat. Tidak lupa saya menyampaikan harapan-harapan yang sekiranya dapat diwujudkan. Dan bahwa, saya membuat kartu ucapan selamat untuk teman-teman yang merayakan hari raya agama.

Pada saat kuliah S1 di Malang, pertama kali yang saya rasakan adalah perubahan kultur, sosial dan juga agama. Bagaimana tidak, saya berasal dari Flores dengan mayoritas penduduk beragama Katolik harus menjadi minoritas di tanah Jawa. Namun lambat-laun dapat beradaptasi sehingga sampai saat ini saya bekerja di tempat yang mana saya sebagai minoritas. Dan itu tidak ada masalah, saya bahagia bisa bersama dengan saudara-saudara yang berbeda keyakinan.

Sekedar intermezo, saat pertama kali berada di Jawa, hampir semua termasuk saya, sering kali menjadikan masjid sebagai patokan tempat bila ingin bertemu atau sekedar menjawab pertanyaan "sekarang posisinya sudah sampai dimana?" Karena terbawa suasana di Flores, kami lantas menjawab di Masjid tanpa sebut nama Masjid nya. Hal ini karena di Flores keberadaan Masjid di suatu wilayah cuman ada satu. Berbeda dengan  di Jawa, setiap 100 meter ketemu masjid, dan setiap pertanyaan yang sama pasti akan ada jawaban yang sama yaitu masjid namun sudah pasti posisi tempat sudah berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun