Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar dari Baim Wong: Kita Bukan Malaikat Penolong

14 Oktober 2021   08:33 Diperbarui: 17 Oktober 2021   01:00 1861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baim Wong dan Kakek Suhud di salah satu konten Baim Wong. (YouTube Baim Paula via kompas.com)

Seperti ada yang mengkoordinasikan manakala netizens merespon berbagai persoalan termasuk yang sedang dihadapi oleh Baim Wong.

Untuk dalam kasus ini penulis menyatakan dengan tegas bahwa kesadaran masyarakat datang terlambat. Masyarakat  kecewa karena fakta-fakta di kehidupan nyata bertolak belakang dengan yang sering ditampilkan di layar kaca.  

Harusnya sejak awal publik tahu bahwa semua yang ada di layar kaca sebagian besar adalah setingan. Lalu apakah salah? Jawabannya tentu tidak.

Termasuk dalam hal menolong, sebaiknya dilakukan secara diam-diam. Namun sekali lagi, Baim Wong adalah selebritas sekaligus konten kreator yang apa saja bisa dijadikan konten YouTube dan tentu akan mendapatkan chuan. 

Reaksi Publik sebagai Kesadaran yang "Datang Terlambat"

Di era serba digital, netizen merupakan kelompok sosial yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan perilaku sosial. Kondisi masyarakat yang anomik akan dengan mudah mencapai tujuan yang diinginkan melalui sosial media. 

Seperti ada yang mengkoordinasikan manakala netizens merespon berbagai persoalan termasuk yang sedang dihadapi oleh Baim Wong.

Untuk dalam kasus ini penulis menyatakan dengan tegas bahwa kesadaran masyarakat datang terlambat. Masyarakat kecewa karena fakta-fakta di kehidupan nyata bertolak belakang dengan yang sering ditampilkan di layar kaca. 

Harusnya sejak awal publik tahu bahwa semua yang ada di layar kaca sebagian besar adalah setingan. Lalu apakah salah? Jawabannya tentu tidak.

Mencoba mengaplikasikan kehidupan layar kaca ke dunia nyata itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yang selalu sabar di layar kaca tidak menggambarkan kesabaran tokoh di kehidupan real. Semua hanya berganti peran sesuai tuntutan sang produser.

Reaksi masyarakat seperti yang dialami oleh Baim Wong adalah bagian dari kontrol sosial. Hanya saja motivasi setiap orang berbeda-beda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun