Hanya saja mekanisme kerja Partai Buruh akan sangat berbeda dengan organisasi buruh non partai. Mekanisme kerja partai politik adalah menguasai parlemen atau setidaknya mengantarkan kader-kader nya masuk parlemen.
Langkah selanjutnya adalah Partai Buruh harus mempersiapkan diri menyongsong pemilu 2024. Targetnya jelas yaitu memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold). Jika parliamentary threshold tahun 2024 mengalami perubahan (kenaikan) maka partai Buruh harus bekerja keras "melawan" partai-partai lama yang sudah memiliki infrastruktur serta jaringan yang kuat.
Sudah ditegaskan bahwa partai Buruh milik rakyat, oleh karena isu-isu politik tidak harus terkooptasi pada kebutuhan kaum buruh semata. Memang basis dasar suara partai adalah kaum buruh, namun partai buruh juga membutuhkan tambahan suara diluar buruh. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi khusus untuk menggaet suara diluar kaum buruh.
Catatan perpolitikan di Indonesia, eksistensi partai Buruh tidak sebaik partai nasionalis dan partai berbasis keagamaan. Terakhir di tahun 2009, partai Buruh ikut dalam pemilu, namun tidak lolos parliamentary threshold.Â
Menurut hemat penulis, tidak ada tokoh sentral yang dapat mempengaruhi suara serta isu-isu yang dimainkan hanya seputar persoalan buruh. Ini mungkin efektif untuk merebut suara buruh akan tetapi tidak bagi masyarakat umum. Karena, isu tersebut tidak menyentuh langsung persoalan persoalan masyarakat pada umumnya.
Jalan terjal Partai Buruh akan terus berlanjut sampai pada pemilu di tahun 2024. Verifikasi partai politik untuk mengikuti pemilu merupakan tahapan yang sulit bagi Partai Buruh. Pada tahap ini akan sangat menguras tenaga dan pikiran, apalagi sebagai partai baru yang tentunya juga minim jaringan dan infrastruktur.
Bisakah Partai Buruh mendapatkan dukungan Rakyat?
Politik adalah seni segala kemungkinan, yang bisa terjadi kapan saja. Simpatisan partai tidak boleh terbatas pada golongan tertentu dalam hal ini hanya kaum buruh saja.Â
Pemaknaan nya jelas partai Buruh bukan hanya untuk "perut kaum buruh" namun untuk seluruh rakyat Indonesia. Apalagi hanya untuk kebutuhan perut kaum elit politik.
Jika salah memainkan isu, maka nasib Partai Buruh akan sama dengan partai-partai lain yang tidak lolos parliamentary threshold. Partai Buruh harus berani menawarkan diri bukan hanya sebagai alternatif pilihan partai politik yang terbaik namun satu-satunya partai politik yang terbaik. Tentu ini tidak mudah, namun dalam politik segala kemungkinan bisa terjadi dalam sekejap.
Tantangan terberat partai yang memiliki afiliasi dengan organisasi tertentu adalah meyakinkan konstituen bahwa perjuangan partai tersebut untuk semua golongan.Â