Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ayah

20 September 2021   18:19 Diperbarui: 3 Oktober 2021   14:16 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kasih Ayah (sumber: www.klikdokter.com)

Ayah...

Sering terlupakan dalam untain cerita....namun peranmu melampaui batas... Engkau tidak menarik untuk dilukiskan dengan kata, entah mengapa Ayah!!

Ayah...

Bilur keringat yg berderai  seolah ingin bicara... Bicara kelelahan, bicara ketidakberdayaan, namun terbungkam oleh tangisan sang anak. Terbungkam oleh besarnya cinta dan kasihmu Ayah.

Ayah...

Ayah, aku merindukanmu,, maafkan aku Ayah karena tak pandai untuk melukiskanmu dengan kata yang indah. Hanya kepingan-kepingan syair yg ku buat untuk mu Ayah. Secuil rasa cinta ini kusisihkan untuk mu Ayah...

Ayah...

Ayah, di bait terakhir ini, kupinta satu hal, Restui anak mu yg kini sedang belajar,maafkan aku karena selalu meminta,, sebab aku percaya, restu mu adalah alunan doa tanpa henti. Ayah, titipkan salam ku buat ibu, kakak dan adik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun