Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru dan Siswa Dalam Frame Gelombang Digitalisasi Pendidikan

1 September 2021   17:10 Diperbarui: 16 Oktober 2021   08:56 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe
(Penulis, Dosen & Konsultan Skripsi)

Terminologi "digitalisasi pendidikan" mulai trend di kalangan masyarakat sebagai dampak transformasi teknologi pada era globalisasi. Secara umum, digitalisasi pendidikan membawa paradigma baru tentang pendidikan yang lebih praktis dan fleksibel namun tidak meninggalkan esensi dasar fungsi pendidikan. Hal ini terjadi karena peran manusia tergeser oleh teknologi sehingga mengubah cara kerja, bekerja, dan berhubungan satu dengan yang lain (Tritularsih & Sutopo, 2017).

Dalam dunia pendidikan, peran manusia tidak bisa digantikan oleh alat teknologi. Sebagaimana hakekat dasar pendidikan adalah "memanusiakan manusia", itu berarti aktor utama yang berperan dalam "memanusiakan manusia" adalah manusia itu sendiri. Sangat tidak masuk akhal jika peran "memanusiakan manusia" tersebut diganti oleh alat teknologi. Akan tetapi, di era digital seperti sekarang, manusia dapat memanfaatkan teknologi dalam menjalankan perannya tersebut.

Salah satu pemanfaatan perkembangan tenologi tersebut ditandai dengan adanya penerapan digitalisasi pendidikan. Aspek penting digitalisasi pendidikan adalah pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran, penyelesaian berbagai tugas, dan peningkatan kompetensi guru (Fuadi, 2019). Dengan demikian, setiap tahapan dan dalam dunia pendidikan tak bisa lepas dari arus perkembangan informasi dan teknologi

Perkembangan yang sedemikian pesat ini mengubah arah pendidikan yang dahulu hanya sebatas "education" menjadi "edutaiment". Edutaiment merupakan pola pendidikan yang dikemas sebagai "hiburan" yang memiliki value sehingga menarik bagi para siswa/peserta didik. Kedua pendekatan ini secara esensial tidaklah mengubah hakikat proses kegiatan belajar mengajar di kelas namun pada sisi lain terdapat perbedaan dalam perencanaan, strategi, teknik dan metode pengajarannnya (Fadlillah, 2016:5). 

Gelombang  Digitalasasi Pendidikan di Indonesia.

Diskursus tentang digitalisasi di bidang pendidikan sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Namun perlu diakui bahwa penerapan digitalisasi pendidikan di indonesia berjalan lambat. Padahal dalam dunia pendidikan, digitalisasi akan mendatangkan kemajuan yang sangat cepat, yakni munculnya beragam sumber belajar dan merebaknya media massa, khususnya internet dan media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan (Afif, 2019).

Digitalisasi pendidikan mendapat tempat di hati para programmer dengan mengembangkan aplikasi pembelajara berbasis digital. Beberapa contoh aplikasi yang sering digunakan dalam pembelajaran yaitu edmodo, google class room, ruang guru dan sebagainya. Digitalisasi pendidikan membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak seperti guru, siswa, orang tua dan para stakeholder lainnya. Hal menegasakan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam frame digitalisasi adalah tugas bersama.

Kesiapan masyarakat merupakan hal yang paling utama dalam penerapan digitalisasi pendidikan. Selain fasilitas dan konektivitas jaringan, digitalisasi pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital.  Secara umum masyarakat Indonesia semakin melek digital. Indeks literasi digital di Indonesia berada pada level "sedang". Berdasarkan survei tersebut, masing-masing sub-indeks diperoleh hasil skor sebagai berikut: Subindeks 1 Informasi dan Literasi Data 3,17; subindeks 2 Komunikasi dan Kolaborasi 3,38; subindeks 3 Keamanan 3,66 dan subindeks 4 Kemampuan Teknologi 3,66 (Kominfo.go.id, 20/11/2020).

Dari data survei tersebut tidak berlebihan juga jika masayarakat indonesi secara umum siap dengan penerapan digitalisasi pendidikan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya penggunaan internet di Indonesia. Data  pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen (Kompas.com, 23/2/2021).

Besarnya penggunaan internet di Indonesia menjadi peluang untuk menerapkan digitalisasi pendidikan. Transformasi pembelajaran berbasis digital meningkat pesat selama pandemi covid-19. Hal ini sebagai konsekuensi logis dari dampak kebijakan pemerintah yang mewajibkan siswa belajar dari rumah. Hal ini sesuai upaya Indonesia menyambut revolusi industri 4.0 dimana semua aspek kehidupan tidak bisa lepas dari sentuhan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun