Mohon tunggu...
Eddy Salahuddin
Eddy Salahuddin Mohon Tunggu... Guru - Indonesia

Menulis menghibur diri dan mengungkapkan rasa dengan hati dan jiwa yang terdalam. Berjuang demi generasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gombal - Pentigraf

9 Juli 2020   09:34 Diperbarui: 9 Juli 2020   09:40 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca sedang tidak bersahabat hari ini. Udara terasa dingin tapi sejuk. Langit berhias mendung berkerudung abu-abu. 

Matahari enggan tersenyum karena semangatnya belum terisi daya malam tadi. Sementara angin masih lambat bertiup dan dedauan terlihat menunggu belaian pagi. 

Selimut pagi masih lembab terbentang di alam semesta ini. Aku masih belum mengerti mengapa sunyi belum beranjak dari tempatnya bersembunyi.

==

Kopi yang kuseruput tinggal ampas dan mulai menyisakan pahitnya kenyataan ini. Gelasnya terlihat masih setia menunggu tangan ini membawanya ke tempat cucian perabot. 

Teman-temannya, piring, wajan, sendok, dan sejenisnya juga menunggu antre sentuhan sabun cuci.

==

Istri yang sudah bersiap pergi ke tempat aktivitas "berlibur"nya bersama rekan kerja, pamit berangkat dengan salam dan minta dikecup kening sebagai bukti izin keluar rumah. 

Aku mengantarnya dengan sebaris kalimat yang tak biasa diucapkan oleh para suami karena gengsi, "Meski liburan tak terasa seperti  "beneran", aku tak pernah libur untuk memandang dan menyayangimu." Gombalanku tiba-tiba terasa hambar di telinga. Hah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun