Cuaca sedang tidak bersahabat hari ini. Udara terasa dingin tapi sejuk. Langit berhias mendung berkerudung abu-abu.Â
Matahari enggan tersenyum karena semangatnya belum terisi daya malam tadi. Sementara angin masih lambat bertiup dan dedauan terlihat menunggu belaian pagi.Â
Selimut pagi masih lembab terbentang di alam semesta ini. Aku masih belum mengerti mengapa sunyi belum beranjak dari tempatnya bersembunyi.
==
Kopi yang kuseruput tinggal ampas dan mulai menyisakan pahitnya kenyataan ini. Gelasnya terlihat masih setia menunggu tangan ini membawanya ke tempat cucian perabot.Â
Teman-temannya, piring, wajan, sendok, dan sejenisnya juga menunggu antre sentuhan sabun cuci.
==
Istri yang sudah bersiap pergi ke tempat aktivitas "berlibur"nya bersama rekan kerja, pamit berangkat dengan salam dan minta dikecup kening sebagai bukti izin keluar rumah.Â
Aku mengantarnya dengan sebaris kalimat yang tak biasa diucapkan oleh para suami karena gengsi, "Meski liburan tak terasa seperti  "beneran", aku tak pernah libur untuk memandang dan menyayangimu." Gombalanku tiba-tiba terasa hambar di telinga. Hah.