Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Hal Ini Menjadi Bekal Pertamina Menuju Perusahaan Energi Kelas Dunia

25 Agustus 2017   11:03 Diperbarui: 7 November 2017   15:19 2760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesaat setelah fajar menyingsing, terlihat sesosok perempuan berbalut pakaian senam yoga berwarna hijau stabilo berada di tengah taman yang dikelilingi hijau pohon trembesi dan pohon asam jawa  yang berbaur dengan tanaman semak lantana berbunga kuning, pink, merah dan jingga. Sebut saja namanya Dini, yang sudah berdiri sedekap di atas matrasnya sambil menikmati kesejukan oksigen pagi hari dengan melatih pernafasan dalam ala yoga sebelum memulai gerak keseimbangan tubuh.

Dini paham betul bahwa dengan pernafasan yang benar dan efisien akan menempatkan tubuhnya dalam keseimbangan. Dampak positif dari melatih fokus nafas ini yang dipadukan dengan gerakan keseimbangan tubuh adalah salah satu resep untuk hidup sehat dan panjang umur menurut ahli kesehatan.

Berbicara tentang nafas, saya jadi teringat perkataan seorang senior saya, Bang Jamsaton Nababan yang telah sarat pengalaman di dunia perminyakan dan gas bumi (migas) yang membagikan pengalaman dan pengetahuan praktisnya pada acara "knowledge sharing" di sebuah hotel daerah Mega Kuningan, Jakarta pada Oktober 2016 yang lalu.

Menurutnya, dalam bisnis migas target utamanya adalah growth atau bertumbuh. Untuk bertumbuh ada 3 (tiga) jalan nafas secara khusus di tempat kerjanya saat ini yakni PT Pertamina EP Cepu. Tanpa memperkuat 3 nafas ini maka pasti akan ambruk bisnis migas. Bayangkan migas adalah produk yang tidak dapat diperbaharui, makin lama semakin habis sumber produksinya sementara setiap waktu perusahaan yang kita jalankan dipaksa harus bertumbuh. Adapun 3 nafas tersebut adalah Leadership (Kepemimpinan), Innovation (Inovasi) dan Knowledge (Pengetahuan).

Kepemimpinan Kuat
Bila ditilik dari sejarah perjalanan visi Pertamina hendak menjadi perusahaan kelas dunia bertitik awal dari menyadari kepercayaan dan kemampuan pimpinan Pertamina tahun 2000 kala itu dalam mengelola Blok Cepu 100 persen sehingga seiring berjalannya waktu mampu mengembangkan diri menjadi perusahaan multinasional seperti BP (British Petroleum), Shell, EM (Exxon Mobil). Kala itu menjelang berakhirnya lisensi eksploitasi sumur kecil Cepu tahun 2010 oleh EM yang konon saat itu masih ada cadangan sekitar 600 juta barel. Namun karena kandungan minyak 600 juta barrel bahkan bisa mencapai dua milyar barrel, kontrak EM diperpanjang hingga 2030.

Waktu terus bergulir, Pertamina semakin bertumbuh kuat menjadi perusahaan minyak nasional yang kuat dan akhirnya berketetapan pada tahun ini meletakkan pondasi untuk naik kelas menjadi perusahaan energi kelas dunia. Untuk mewujudkan itu  maka Pertamina membutuhkan kepemimpinan yang kuat. Pemerintah melalui kementerian BUMN akhirnya mengangkat Pak Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama Pertamina, yang dianggap punya kompetensi kepemimpinan yang kuat.

Kepemimpinan yang kuat seperti membangun komunikasi yang jujur atau inklusif dan menyeluruh sehingga dapat menciptakan kerjasama yang solid dalam perusahaan mulai dari level atas hingga level bawah. Kemudian ditambah dengan pengalaman dengan latar belakang kinerja membanggakan tak hanya sektor energi namun juga sektor properti dan perbankan merupakan kualitas kepemimpinan yang dinilai oleh para pemangku kepentingan khususnya komisaris Pertamina dimiliki oleh Pak Elia Massa Manik dapat mentransformasi perusahaan dengan postur finansial dan aset yang kuat dan besar.

Saat ini posisi Pertamina secara lokal tergolong sangat baik tetapi bila dibandingkan dengan perusahaan energi Asia Tenggara bahkan global masih jauh postur performa dan finansialnya sebagaimana digambarkan dalam ilustrasi dibawah ini.

Grafik Ilustrasi Pertamina Dibandingkan Perusahaan Energi Global (www.pertamina.com)
Grafik Ilustrasi Pertamina Dibandingkan Perusahaan Energi Global (www.pertamina.com)
Inovasi Berkelanjutan
Inovasi sudah menjadi menu makanan sehari-hari di Pertamina. Dalam lingkungan perusahaan, ada program inovasi berkelanjutan yang mulai dari level bawah sudah diterapkan dikenal dengan CIP (Continous Improvement Program) atau dulu dikenal dengan nama Gugus Kendali Mutu (GKM). Inovasi yang dilakukan seperti dengan memanfaatkan  teknologi informasi melaporkan laporan harian produksi secara online real-time.

Bahkan untuk lebih mendorong pertumbuhan perusahaan, telah melakukan langkah inovatif mendirikan pusat riset dan penelitian untuk solusi teknologi akselerasi bisnis hulunya yang dinamakan Upstream Technology Center (UTC). Dengan fasilitas tersebut nantinya Pertamina yang akan menjadi pemain energi kelas dunia bukan hanya harus mampu memproduksi 1,9 juta barrel setara minyak per hari (MMBOEPD) tetapi juga mampu menjual teknologinya. Saat ini Pertamina telah mengembangkan dan menerapkan aplikasi software untuk Enhance Oil Recovery (EOR) bahkan ada juga yang dalam proses mempatenkan teknologi hasil riset penemuan hydrocarbon  dengan metode Thermal Anomaly Based on Conductivity (PERTABOCsy).

Grafik Ilustrasi Produksi Hulu Migas Pertamina di Manca Negara (www.pertamina.com)
Grafik Ilustrasi Produksi Hulu Migas Pertamina di Manca Negara (www.pertamina.com)
Saat ini guna meningkatkan kapasitas produksi minyak mentah, Pertamina mendatangkannya dari aset kilang luar negerinya guna memenuhi permintaan konsumsi dalam negeri. Sampai dengan semester pertama yakni pada Juni 2017, Pertamina mengklaim telah membukukan produksi migas sebesar 692 barrel oil equivalent per day (BOEPD) atau naik 8,12 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar 640 ribu BOEPD. Pertamina mengandalakan produksi aset kilang luar negerinya di Gabon, Nigeria, Tanzania, Aljazair dan Irak untuk mengejar target produksi migas 1,9 juta BOEPD pada 2025.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun