Mohon tunggu...
Guido Gusthi Abadi
Guido Gusthi Abadi Mohon Tunggu... Penulis - Spiritual-Being

Seorang Mahasiswa Psikologi yang mempunyai interest di bidang Filsafat, Sosial, Psikologi, Teologi, Agama, Spiritual, dan Literasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Langsung Khusyuk, Begini Teknik Shalat agar Nikmat

24 Oktober 2021   21:53 Diperbarui: 24 Oktober 2021   22:31 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua mungkin tahu, bahwa khusyuk itu merupakan hal yang diinginkan untuk dicapai oleh para muslim. Khusyu' adalah kunci shalat, ruh shalat. 

Khusyuk yang sejati hanya bisa hadir jika kita bisa meresapi makna dari bacaan dan gerakan shalat, tanpa memahami arti dan gerakan, barangkali kamu hanya khusyuk karena suasana di tempat kamu shalat lagi enak, adem, teduh dan lain-lain. 

Jujur, waktu cuaca panas, biasanya juga susah khusyu' kan? Sekarang bayangkan suasana Makkah dan Madinah di zaman Nabi, yaitu zaman dimana AC dan Kipas Angin belum ada, ditambah cuacanya yang ekstrem, jika siang panas sekali, sebaliknya ketika malam dingin sekali. 

Namun, dengan semua ini, tidak usah ditanya bagaimana khusyuknya nabi dan para sahabat, bagi orang awam, ini cukup membuat heran : Kenapa kok bisa gitu? 

Sebelumnya, mari kita tahu dulu apa itu khusyuk. Ibnul Qayyim dalam al-Qahthani menjelaskan bahwa khusyu' tegaknya hati di hadapan Allah dengan segala ketundukan dan kerendahan. Ini berarti kita mesti menghadirkan keagungan dan kehebatan Allah ketika kita beribadah agar timbul rasa tunduk dan rendah pada hati kita. 

Sementara Ibnu Rajab berpendapat bahwa khusyuk adalah hati yang lembut, tentram, tenang, tunduk, terenyuh, dan tersentuhnya hati. Ini semua bisa terjadi karena memahami makna dari bacaan dan gerakan shalat, ingat, pahala kita bergantung pada seberapa kita khusyu' dalam shalat, Nabi shalallahu 'alaihi wassalam dalam sebuah hadits bersabda :

"Tidaklah dicatat (sebagai pahala) dalam shalat seseorang ketika ia lalai" (dalam az-Zuhud no 1300, diriwiyatkan oleh Ibnul Mubarak)

"Ketahuilah bahwasanya Allah tidak akan menerima doa dari hati yang lalai dan kosong." (H.R at-Tirmidzi)

Shalat adalah untuk mengingat Allah, ini ada dalam surat Taha ayat 14, manusiawi jika kita membayangkan yang lain, mungkin pekerjaan, keluarga, atau masalah lain ketika shalat, namun kita harus ingat, bahwa pahala kita dalam shalat dihitung dari seberapa khusyu' kita, karena inti shalat adalah pengagungan dan penyembahan kepada Allah dari hati, bukan sekedar gerakan kosong sekedar pemenuhan rukun. Allah juga menerangkan dalam Al-Qur'an :

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun