Mohon tunggu...
ido pransetyanu
ido pransetyanu Mohon Tunggu... Jurnalis - ido pransetyanu

seorang mahasiwa yang ingin menjadi seorang jurnalis .

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren Sekaligus Kuliah?

24 Juli 2019   22:19 Diperbarui: 24 Juli 2019   22:24 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah kita menyelesaikan jenjang pendidikan di bangku SMA ataupu  SMK dan lainya kita akan mempersiapkan untuk melanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lebih serius dalam segala hal. Kuliah.. yaa setelah kita menyelesaikan jenjang SMA dan SMK maupun sederajatnya kita akan mendaftar kuliah di kampus pilihan kita dan juga jurusan yang kita ingin kan sesuai passion kita masing masing. 

Disaat kuliah biasanya kita tidak tinggal bersama lagi dengan keluarga. ya terkadang ada yang masih bersama dengan keluaraganya , tetapi untuk anak yang perantauan biasanya lebih memilih untuk kos sendiri atau ngontrak bersama teman sedaerahnya atau teman sekelasnya. pada masa sekarang banyak sekali saat ini mahasiswa yang kuliah sekaligus dengan mondok di pesatren. ya termasuk saya, saya seorang mahasiswa di salah satu Universitas di Yogyakarta dan saya bukan asli pribumi masyarakat asli Jogja melainkan pendatang atau biasa di sebut perantau. disini saya tidak kos maupun ngontrak bersama teman teman kuliah saya, melainkan saya lebih memilih untuk mondok di pesantren yang ada di Jogjakarta tentunya. 

Tujuan saya pertama kali saya mondok di pesantren sekaligus kuliah adalah saya ingin manfaat tidak hanya dalam materi di dunia atau jasmani  saja melainkan juga di rohani dan akhirat kelak. menurut saya mondok sekaligus kuliah membawa dampak yang positif yang saya rasakan untuk saat ini. yaitu saya bisa memanfaatkan waktu senggang saya di kala tugas tugas kuliah sedang kosong atau tidak ada, atau memnafaatkan waktu saya setelah pulang kuliah dengan belajar mengaji Al Qur'an, dan terpenting saya merasa terjaga dalam artian pergaulan dan lingkungan saya.

Banyak sekali kasus kasus di luar sana penyebabnya akibat salah pergaualn atau pun faktor lingkungannya seperti mengkonsumsi obat obatan terlarang, minum minuman keras bahkan yang lebih parah lagi adalah Zina. semua hal tersebut berawal pada faktor lingkungan salah pergaulan atau hawa nafsu yang tidak bisa di kontrol. memang wajar seumuran saya 20 tahun masa masanya ingin mengetahui hal hal baru dan mencoba sesuatu yang membuatnya itu merasakan kepuasan tersendiri, baik itu dari rohani maupun jasmani. akan tetapi jika tidak di kontrol hawa nafsu tersebut akan menimbulkan sebuah dampak yang membahayakan pada diri kita sendiri. 

saya memulai mondok di pesantren pada tahun 2014 akhir , saat itu saya memasuki jenjang pendidikan Madrasah Aliyah atau setara dengan

SMA di luar sana, awal pertama kalin saya di pesantren adalah saya merasakan aura ketenangan pada diri saya dan batin saya , disini saya 

merasakan ketenangan dan juga kenyamanan.  berlanjut hingga saya lulus MA dan masuk kuliah saya pun masih terus mondok 

di pesantren. tidak menjadikan sebuah alasan saya mondok di pesantren untuk bermalas malasan dalam perkuliahan , justru saya semakin bersemangat dan mempunyai optimisme tinggi yang membedakan saya dengan mahasiswa lainya. 

banyak yang mengira bahwansaya mondok di pesantren itu sama seperti di penjara dimana kita tidak di perbolehkan untuk keluar area pondok dan juga ketatnya peraturan pondok sehingga menyusahkan kita sebagai mahasiswa yang rutinitasnya bersosialisasi dengan organisasi maupun kelompok luar.

pondok pesantren untuk mahsiswa dengan pondok untuk jenjang SMA atau SMP itu sangat lah berbeda, kenapa saya katakan berbeda . karena kebutuhan mahssiwa dan tuntutan antara mahasiswa dengan anak SMA atau SMP sangat lah berbeda jauh sekali. yang mana anak SMA dan SMP rutinitas mereka hanyalah berangkat dari rumah ke tempat sekolah bertemu dengan guru mereka pembelajaran dan selesai lalu pulang, di tambah bila ada kerja kelompok dan bermain sudah cukup itu saja. berbeda halnya dengan seoarang mahsiswa , mereka di tuntut tidak hanya belajar di kampus dan mengerjakan tugas dari dosen melainkan aktif dalam organisasi atau aktifis luar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga menambahkan relasi dan juga wawasan luas kepada mereka. dan juga karena mereka juga sudah memikirkan untuk masa depanya nanti bagaimana nasib mereka jika hanya berdiam diri saja dan bermalas malasan.

pondok pesantren khusus mahasiswa peraturan yang di buatnya pun tidak terlalu ketat karena memahami tuntutan dan kebutuhan seoarang mahasiswa yang saya katakan tadi sebelumnya. akan tetapi untuk di pondon pesantren mahasiswa kita lebih bisa mengatur jam kita dengan jam pondok dalam artian semisal sudah waktunya untuk mengaji segera untuk mengaji dan juga jika sudah waktunya kegiatan pondok lainya berlangsung segera mungkin untuk ikut dalam kegiatan pondoknya. kenapa demikian karena , pengurus di pondok pesantren mahasiwa sudah mempercayakan seluruhnya kepada pribadi mereka masing masing. sudah pada dewasa dan mandiri tidak perlu lagi di suruh suruh atau menggunakan bentak an kasar sama seperti anak anak SMA atau SMP. pada intinya kesadaran masing masing. oleh karena itu pondok mahasiswa berbeda dengan pondok yang di alami oleh tingkat bawahnya dan juga jangan salah persepsi bahwa sanya jika di pondok kita tidak bisa untuk berkarya ataupun terlalu ketat.

Demikian sedikit cerpen dari pengalaman yang saya rasakan , semoga dapat membawa manfaat kepada para pembaca dan juga teman teman mahasiswa yang ada di luar sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun