Mohon tunggu...
Edid Teresa
Edid Teresa Mohon Tunggu... Guru - Gak Ket Hai Gaku

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

"Tiba Meka", Wajah Liyan dalam Kearifan Lokal Manggarai

11 Desember 2019   21:48 Diperbarui: 16 Desember 2019   14:52 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas.com/Barry Kusuma

Cinta itulah yang menjadi kekuatan mengapa masyarakat Manggarai tidak pernah mengabaikan apalagi menolak setiap orang asing yang datang berkunjung ke rumah. Sebab, mereka adalah wajah yang menuntut tanggungjawab dari kami untuk dilindugi dan dijaga.

Meka sebagai wajah liyan tidak pernah menjadi permasalahan bagi orang Manggarai. Kehadiran meka justru menjadi saat bagi orang Manggarai untuk menunjukkan kapasitas keterbukaan dan kesanggupan untuk menerima setiap orang yang datang. Tidak ada perbedaan atau klasifikasi dalam kebiasaan menerima meka. Yang ada hanyalah keterbukaan untuk memberikan segala yang terbaik bagi meka.

Kepustakaan:
B. A, Petrus Janggur, 2011. Butir-Butir Adat Manggarai. Ruteng: Yayasan Siri Bongkok.
Bertens, K, 2006. Filsafat Barat Kontemporer Prancis (Jilid II). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pandor, Pius, 2014. Seni Merawat Jiwa. Tinjauan filosofis. Jakarta: Obor.
Riyanto, Armada (ed), 2011. Aku & Liyan. Kata Filsafat dan Sayap. Malang: Widya Sasana Publication.
Teobaldus Deki, Kanisius, 2011.Tradisi Lisan Orang Manggarai. Membidik Persaudaraan dalam Bingkai Sastra, Jakarta: Parrhesia Institute.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun