Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Megawati Ultah ke-74 di Tengah Politikus Senja

23 Januari 2021   16:22 Diperbarui: 23 Januari 2021   16:27 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soekarno, Guntur, Ibu Fatmawati, Megawati. (Foto: publicanews.co)

PRESIDEN Joe Biden mengawali kepemimpinan sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat di usia 78 tahun. Nama lain, misalnya Nancy Pelosi yang kini berusia 80 tahun dan menjabat sebagai ketua House Representatives alias DPR AS

Di Eropa terdapat PM Jerman Angela Markel yang akan memasuki usia 67 tahun. Masih di daratan Eropa lain, PM Turki Recep Tayyip Erdogan tahun ini juga akan memasuki usia ke-67 dan masih terus berupaya melanggengkan kekuasaan dengan seribu cara.

Di Asia ada nama Mahathir Mohamad yang menjadi PM ke-7 Malaysia di usai 94 tahun, dua tahun lalu. Presiden ke-2 RI Soeharto yang lengser pada tahun pada 1998, di usia 77 tahun.

Usia tampaknya hanyalah angka tetapi bukanlah batas dari seorang untuk terus berkiprah. Demikian pula bagi Megawati Soekarnoputri yang 23 Januari 2021 ini memasuki genap di usia 74 tahun. Kiprah politiknya terbukti menjadikan PDI Perjuangan (PDIP) sebagai partai politik terkemuka.

Megawati pun mencapai puncak karir sebagai presiden di awal reformasi. Dalam pemilu langsung pertama pada 1999, PDIP menjadi pemenang. Namun permainan politik  di MPR membuat Ketua Umum PKB  Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dipilih sebagai presiden. Namun, waktu menunjukkan, di tengah jalan  Mega naik menggantikan Gus Dur yang dilengserkan di MPR.

Megawati lahir di Yogyakarta malam Jumat, tanggal 23 Januari 1947, ketika beduk petang hari ditabuh sebelum berkumandang salat maghrib. Presiden pertama RI Soekarno melukiskan saat itu petir ikut menggelegar di angkasa.

"Isteriku terbaring di kamar tidur yang disediakan rumah sakit. Tiba-tiba lampu padam, atap di atas kamar runtuh, awan yang gelap dan berat melepaskan bebannya dan air hujan mengalir ke dalam kamar seperti sungai," kata Bung Karno melukiskan.

Diceritakan semua yang menangani persalinan basah kuyup tidak terkecuali bayi perempuan yang baru saja lahir.

"Dia basah kuyup seperti juga perkakas dokter, kain sprei, dan kasur. Pendeknya semua basah. Di dalam kegelapan malam, hanya dengan cahaya pelita, lahirlah puteri kami. Kami memberi nama Dyah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri".

Tidak hanya tanda alam yang menyertai kelahiran Mega. Fatmawati sang Ibunda juga bermimpi mendapatkan kembang sepatu merah dari mertuanya. Mimpi itu seolah mengisyaratkan perjalanan yang penuh tantangan. Ketika kemudian di usia remaja harus menerima kenyataan orangtuanya terusir dari Istana.

Masa Orde Baru menjadi waktu penggemblengan pribadi, misalnya harus berhenti kuliah dan serangkaian intimidasi hingga terjun ke politik pada 1987. Pasang surut di PDI justru mengantarkan lahirnya PDI Perjuangan sebelum pergolakan reformasi pada 1998.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun