GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo menelepon Gus Miftah. Ustaz nyentrik bernama lengkap Muhammad Habiburrahman itu diminta membatalkan pengajian di Kabupaten Pemalang. Ganjar meminta pengajian digelar secara virtual.
"Kalau bisa yang berikutnya, katanya jenengan (Anda) mau ngaos (pengajian) di sana di acara khitanan, nyuwun sewu (mohon) enggak usah diteruskan. Karena kerumunannya ramai luar biasa. Dan saya sudah mendapatkan videonya. Gus Miftah menyampaikan, 'nggih pak gub. Nggih'," kata Ganjar mengulang percakapan pada akhir September lalu.
Pesan Ganjar yang mengenal dekat pemilik Ponpes Ora Aji Yogyakarta itu memang dipatuhi. Gus Miftah pun mengajak para pendakwah tidak menggelar kerumunan apa pun bentuknya termasuk pengajian.
Imbauan Ganjar berdampak pada pembatalan pengajian Gus Miftah berikutnya di Pekalongan Selatan dan Kabupaten Pemalang. Warganet pun dengan sukarela melaporkan rencana kegiatan kerumunan yang terjadi di beberapa wilayah sehingga bisa dihalau.
Namun, kejadian mengagetkan terjadi pada 15 November 2020 lalu. Pemuda Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Banyumas menggelar aksi parade merah putih di alun-alun Purwokerto, Jawa Tengah.
Warga sipili dengan pakaian seragam ala militer bernama Banser itu, sebanyak 7 ribu anggota turun ke jalan. Video yang beredar seperti  diunggah akun Twitter @BanserBanyumas memberikan keterangan kegiatan diikuti 9.999 anggota. Mereka long march memutari Kota Purwokerto.
Mereka berparade sambil membentangkan bendera merah putih sepanjang satu kilometer. Bahkan guyuran hujan tak menyurutkan semangat para anggota banser. Â Mereka melakukan konvoi pada Hari Minggu tersebut.
Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Banyumas Andri Widianto mengklaim menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak bahkan kurang lebih satu setengah meter.
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan kegiatan tersebut berizin baik Pemda, Satgas Covid, hingga aparat kepolisian.
Protes terhadap Ganjar pun menggema. Bagaimana bisa acara Peringatan HUT TNI, sebagai pemilik sah baju loreng saja, secara virtual dan terbatas, ini ribuan orang berkonvoi dan berupacara.
Bagaimana bisa Peringatan HUT ke-75 RI yang hanya melibatkan 24 peserta upacara tetapi Sayap organisasi Nahdlatul Ulama (NU) ini mengerahkan ribuan anggotanya. Peringatan Hari Pahlawan yang dipimpin Presiden Joko Widodo di TMP Kalibata saja hanya diikuti segelintir orang, bagaimana bisa Banser ini pamer kekuatan di balik hari pahlawan?