Pasca pemilihan umum kpps kehilangan nyawa akibat kelelahan saat menuntaskan pekerjaannya pada perhelatan Pemilu 2019 yang digelar secara serentak antara Pilpres dan Pileg.Data Kementerian Kesehatan melalui dinas kesehatan tiap provinsi mencatat petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang sakit sudah mencapai 11.239 orang dan korban meninggal 527 jiwa.
Meninggalnya ratusan petugas KPPS tentu menjadi tragedi yang menyesakkan dada. Mirisnya, fenomena janggal tersebut tak mendapat perhatian semestinya dari pemerintah. Bahkan dianggap kejadian biasa, efek dari kelelahan akibat perhitungan surat suara.
Keterangan dr. Ani Hasibuan pada program "Catatan Demokrasi" di TVOne. Dokter ahli syaraf tersebut menduga ada unsur kelalaian dalam proses rekrutmen maupun proses lainnya yang menjadi penyebab ratusan anggota KPPS tewas. Ia juga menduga ada misteri penyebab kematian ratusan petugas KPPS. Sebagai dokter dan memiliki kepekaan kuat atas insiden yang menimpa munculnya pembunuhan massal di pesta demokrasi Indonesia, adalah sebagai bencana pembantaian. Ia pun mengusulkan dilakukannya otopsi terhadap para korban penyelenggara Pemilu 2019 yang tewas. Karena peristiwa ini bukan kejadian yang wajar, "ujarnya"
Misteri ratusan petugas KPPS yang meninggal sebagai tragedi demokrasi. Miris dan ironis jika pemerintah hanya dapat menyampaikan duka cita. Tanpa diikuti dengan pengusutan misteri meninggalnya ratusan petugas KPPS. Padahal satu nyawa melayang menjadi tanggung jawab penguasa di hadapan Allah.
Jumlah KPPS yang Meninggal Terus Bertambah, Kini Jadi 440 Orang http://m.liputan6.com/pileg/read/3957450/jumlah-kpps-yang-meninggal-terus-bertambah-kini-jadi-440-orang?utm_source=Mobile&utm_medium=whatsapp&utm_campaign=Share_Top