Mohon tunggu...
Edina Karamy
Edina Karamy Mohon Tunggu... Pengacara - Hamba-NYA

Ibu adalah sekolah kehidupan bagi tumbuh kembang serta berbuahnya cinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Selesai Dengan Diri Sendiri"

2 November 2020   22:15 Diperbarui: 27 April 2021   18:44 2074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selesai dengan diri sendiri (ivan aleksic/unsplash)

Sering kita mendengar ungkapan "Selesai dengan diri sendiri", apa sih maksud sebenarnya  dari ungkapan tersebut?. kalau dicari jawabannya tentu akan banyak versinya, sebanyak siapa yang mendefinisikan dan memaknai ungkapan tersebut. 

Bagi orang yang mau menikah, hal itu bisa menjadi tanda paling sederhana atau tahap awal dari orang yang "selesai dengan diri sendiri", karena dia telah berani mencintai orang lain, mau berbagi untuk memikirkan calon pasangannya, berkorban untuk anak-anaknya serta keluarganya. 

Orang yang selesai dengan diri sendiri dalam tahap menengah adalah orang yang secara pribadi telah mencukupkan batas kebutuhan dirinya, dan selebihnya adalah memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi kebahagiaan orang lain. Dalam tahap ini lekat sekali ungkapan diri bahwa "kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaan dirinya". 

Tentu di tahap ini tidak banyak orang yang mampu menjadi sedemikian berhati mulia, tetapi bukan berarti tidak ada bukan?. Sejatinya orang yang mampu demikian termasuk langka, dengan karakternya yang arif bijaksana dan selalu berbagi penuh perhatian cinta atas karunia kehidupan yang ada.

dokpri
dokpri
Adapun orang yang selesai dengan diri sendiri pada tahap puncak adalah orang yang berada pada maqom syukur dan ridlo akan takdir Allah SWT. yang dengan sikap itulah Allah pun menjadi ridlo padanya. 

Yakni ketika orang tak lagi terpengaruh atau (tidak lagi terdekte, menurut bahasanya Gus Baha') ketika sedih atau gembira, dalam keadaan sempit atau lapang, bahkan ketika dihina atau disanjung, ketika dijauhi atau didekati oleh sesama, kondisinya tetaplah sama, kebahagiaannya adalah mengingat, menyembah dan bersujud pada Allah saja, inilah maqom para wali-NYA, sebagaimana firman-NYA dalam QS 10:62 " Alaa inna auliyaa'aalloohi laa khoufun 'alaihim  walaa hum yahzanuun" (Ingatlah!, Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak pula bersedih hati". 

Wah, ternyata ada tingkat-tingkatannya ya?, Setidaknya itulah internalisasi dari bacaan tekstual ataupun non tekstual yang saya punya. Bagaimana menurut anda?. Sudahkah anda termasuk yang telah selesai dengan diri sendiri?, btw, ditahap yang mana?. "Kata kuncinya adalah bahwa orang yang telah selesai dengan diri sendiri pasti tidak egois!". 

Semoga dengan bacaan ini mampu menggelitik diri kita masing-masing, untuk menjadi pribadi yang telah selesai dengan diri sendiri, menapaki tahap yang lebih baik lagi. Dari tahap khouf, roja', hingga syukur wa hubbun lilllaah... Aamiin 

Malang, Edin@021120(angka cantik)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun