Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ratib Saman Sambas, Tradisi Komunal Mengobati Kampung yang Bernafaskan Islam

15 Januari 2022   22:50 Diperbarui: 15 Januari 2022   22:53 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grup seni tari Ratib Saman dari desa Tri Mandayan, Teluk Keramat Sambas

(Warisan Budaya tak Benda Sambas_WBtBS)

Tiada Tuhan Selain Allah adalah sepenggal terjemahan lagu padang pasir sebagai mukadimah dalam tarian Ratib Saman Sambas. Bait syair lagu bernuansa Islam lainnya akan terus diperdengarkan selanjutnya untuk terus mengiringi 12 penari yang masih sangat muda belia. Seorang diantaranya berperan menyerupai seorang sufi, seperti peran seorang alim yang  sedang memimpin makmumnya dalam menghamba menuju Sang Pencipta.

Tarian dimulai dengan lurusnya barisan, seolah sedang menghadap Sang Penguasa Kehidupan dengan hati yang selurus-lurusnya.Kemudian dilanjutkan dengan duduk bersimpuh yang mensyiratkan hamba-hamba yang sangat lemah lagi sedang bermunajat kepada Sang Kuasa.

Dibagian lain akan terlihat gerakan kepala yang menunduk ke kiri dan kanan secara bergantian hampir rata lantai.Diselingi dengan gerakan sedikit memutar tubuh seperti tarian Saman dari Sumatera. Konon memang tradisi ini muasalnya berasal dari tanah rencong Aceh.

Laku ibadah orang yang sedang menyembah Sang Khalik sangat tampak jelas disaat gerakan tarian mirip laku takbiratul ihram atau gerakan pembuka sholat bagi umat muslim.Tetapi  dominannya tarian ini seperti menghentakkan kaki yang tampak kokoh secara serentak di lantai.

Tradisi lokal yang ditujukan untuk menghilangkan energi negatif kampung, mengusir bala dan segala marabahaya yang mengintai.

Kearifan lokal ini sebenarnya ditujukan demi mendapat berkah dan keselamatan untuk semua penghuni kampung.

Dalam perkembangannya seni ini juga dulunya sering dimainkan untuk menghibur masyarakat disaat malam sebelum pesta perkawinan dan upacara selamatan rumah yang baru selesai dibangun. Ritual aktifitas ini biasanya  dilakukan sampai dinihari.

Rangkaian tradisi Ratib Saman Sambas selalu ditutup dengan makan bersama tata cara adat Melayu Sambas bernama Saprahan .

Sebuah kearifan lokal yang masih hidup dan dipraktekkan dengan penuh penghambaan , sarat dengan syiar agama dan nilai keislaman.

Jan Bestari

29-12-2021

(Interpretasi bebas dari agenda pagelaran WBtBS)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun