Mohon tunggu...
Edelwis Tiara
Edelwis Tiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalis

Komunikasi Merupakan Akumulasi dari Pengalaman Sebelumnya dan ditambah Dengan Pengalaman Komunikasi di Masa Sesudahnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Patriarki dalam Film Horor Indonesia

7 April 2021   15:30 Diperbarui: 7 April 2021   15:42 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Budaya patriarki merupakan sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi.  maupun perdebatan tentang budaya patriarki menebar pro dan kontra di tengah masyarakat. 

Eksistensi Budaya Patriarki seakan tak lekang termakan waktu dan zaman, bahkan potret budaya patriarki pun masih sering ditemukan di berbagai bidang, yakni ekonomi, pendidikan, hingga industri perfilman tanah air. Bersamaan pula dengan munculnya potret budaya patriarki dalam industri perfilman, terutama film horor Indonesia. 

Penggambaran ragam hantu di Indonesia banyak menginspirasi industri perfilman. Potret budaya ini tercermin dari film horor Indonesia yang berpengaruh secara politis bahwa ancaman, teror dan horor dikendalikan oleh para hantu atau dukun perempuan. 

Pada Industri film horor Indonesia, Hantu bersosok perempuan masih lebih sering terlihat dibandingkan hantu bersosok laki-laki. Tak jarang alur cerita film horor Indonesia dengan tokoh utama hantu perempuan merupakan cerita hidup si perempuan yang menjadi korban laki-laki, entah korban pemerkosaan maupun pembunuhan. 

Hal ini berkemungkinan besar dikarenakan budaya patriarki Indonesia yang menempatkan wanita pada derajat rendah, sehingga mereka lebih sering tertindas dan teraniaya. 

Akibatnya, sosok hantu perempuan yang ditayangkan pada industri film horor Indonesia merupakan sindiran halus mereka yang ingin membalas dendam dan melakukan perlawanan atas perlakuan semasa hidupnya dalam wujud hantu.

Sosok hantu yang identik dengan menyeramkan dan mengerikan pun secara tak langsung diasosiasikan dengan perempuan. Film sebagai salah satu media massa memiliki peran penting dalam pembentukan sudut pandang masyarakat sebagai penonton.

Hal ini semakin menguatkan pandangan masyarakat bahwa perempuan menjadi kaum yang 'ditundukkan' dan termarjinalisasi. Berdasarkan survey sebanyak 81,2% sangat sering menemukan sosok hantu perempuan dalam film horor Indonesia dan sebanyak 71,8% jarang menemukan sosok hantu laki-laki dalam film horor Indonesia. Dapat di simpulkan bahwa masih kentalnya potret budaya patriarki dalam film horor Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun