Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

BYO Bags, Gagasan Sederhana Kurangi Limbah Plastik

4 Agustus 2014   19:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:27 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_317724" align="aligncenter" width="490" caption="Melar, muat banyak item belanjaan (foto : Eddy Roesdiono)"]Satu set BYO bags isi tiga helai (foto : Eddy Roesdiono)

Dewasa ini plastik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Coba tengok di sekeliling Anda, berapa persen alat-alat penunjang hidup yang terbuat dari plastik : alat rumah tangga, alat sekolah, alat kerja dan pembungkus makanan. Kita sangat paham kegunaan plastik. Namun, seberapa besar kita waspada akan ancaman plastik bagi lingkungan dan kesehatan?



Plastik dibuat dari berbagai bahan kimia seperti polypropilene, polyetilene, polyvinyl chloride danpolycarbonate. Agar plastik jaadi licin dan lentur, ditambahkan bahan plastikizers yang terdiri dari kumpulan phthalate; agar plastik jadi kaku ditambahkan bahan filler, dan ditambahkan compounduntuk proses pewarnaan.

Perbincangan tentang plastic teramat luas; itulah sebabnya, saya hanya ingin membahas tentang kantung/tas plastic yang akrab kita kenal dengan nama ‘tas kresek. Kantong kresek terbuat dari jenis Low Density Polyethylene (LDPE)yang juga digunakan untuk pengemas sayuran dan daging beku.

Bila dikemas atau dibungkus dengan plastik, makanan yang semula sehat dan aman akan berkontak langsung dengan plastik dan berisiko terkontaminasi. Plastik  bisa merusak makanan, bahkan membuat makanan menjadi racun bagi tubuh karena proses migrasi berbagai komponen kimia kemasan plastik ke dalam makanan. Komponen kimia plastik itu di antaranya adalah : monomer yang terperangkap dan zat aditif lainnya seperti plasticizer, pewarna, dan antioksidan. Kepindahan zat-za ini ke dalam makanan berpotensi menimbulkan berbagai penyakit berbahaya termasuk kanker. Plastik juga diketahu mengandung dioctyl phthalate (DOP) yang menyimpan zat benzen, suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem percernaan. Benzen tidak bisa dikeluarkan melalui kotoran atau air kencing. Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit kanker.

Jangan kaget, plastik juga mengandung logam berat Zn (seng) yang biasanya ditambahkan pabrik pembuatnya sebagai bahan stabilizer. Plastik yang terpapar panas dari makanan (misalnya gorengan yang kita beli di pinggir jalan yang baru diangkat dari wajan) juga akan menyebabkan migrasi pigmen warna kantong plastik ke dalam makanan gorengan itu. Lebih ngeri lagi, plastik mengandung Bisphenol A (BPA), yakni bahan yang merangsang pertumbuhan sel kanker atau memperbesar risiko keguguran kandungan).

Seberapa besar konsumsi tas plastik dunia? Lebih dari satu triliun tas plastik diproduksi dalam satu tahun di seluruh dunia. Bila dibagi dalam hitungan menit, maka di seluruh dunia, 1 juta tas plastik digunakan dalam waktu satu menit. Di Indonesia, konsumsi plastik mencapai angka 5,5 juta ton per tahun, termasuk tas kresek.

Dari segi lingkungan, limbah plastik jelas menimbulkan masalah. Bila Anda belanja ke pasar atau supermarket, barang belanjaan Anda akan dibungkus dalam beberapa lembar tas kresek besar dan kecil. Katakanlah bila sekali belanja Anda kumpulkan 3-4 tas kresek, bila Anda belanja seminggu dua kali, maka dalam satu bulan Anda akan mengoleksi 24-32 lembar tas kresek. Dalam waktu satu tahun, silakan hitung sendiri. Bahkan tak akan ada tempat di rumah Anda untuk menyimpan tas kresek. Pilihan Anda adalah membuang koleksi tas kresek itu.

Okay, kita mungkin bisa menggunakan tas kresek sebagai alas tempat sampah yang nantinya akan kita buang bersama sang sampah. Namun itu tak akan menyelesaikan masalah. Bila tidak didaur ulang, plastik yang terkubur di tanah baru akan terurai (degraded) dalam waktu 1.000 tahun. Penguraian plastik tidak berlangsung secara biodegrade, melainkan secara photodegrade, dalam hal manaplastikterurai dalam bentuk serpihan-serpihan kecil yang menebarkan racun. Racun ini mengontaminasi tanah, saluran air dan membinasakan binatang-binatang yang memakannya. Limbah-limbah plastik yang tak terurus juga seringkali terseret sampai ke lautan dan pada akhirnya membinasakan banyak makhluk laut ketika limbah tersebut termakan oleh binatang laut.

Plastik hasil daur ulang kalah ‘serem’nya dari segi bahaya kesehatan akibat ditambahkannya berbagai zat kimia, misalnya perwarna; itulah sebabnya toko-toko dan konsumen yang melek bahaya macam ini menolak memberi dan diberi tas kresek warna hitam. Zat pewarnanya itu lo yang ‘serem’.

Jika kita sadar, insyaf dan waspada bahaya plastik, dan menolak cari penyakit yang mungkin menimpa kita dan keluarga kita, sebaiknya kita mulai kurangi pemakaian plastik sebagai pengemas makanan. Pelarangan produksi kemasan plastik jelas sulit. Itulah sebabnya mari kita mulai dari kita sendiri. Begitu berangkat belanja, jangan lupa bawa tas plastik sendiri atau tas belanja dari rumah, syukur-sykur kalau sudah punya tas plastik aman bagi makanan ‘food grade’ yang juga biasanya dijual di sejumlah supermarket. Kalau kita bawa tas belanja sendiri, kita bisa tolak tas plastik yang diberikan oleh toko, dan mulai mengurangi penggunaan plastik.

Soal pengurangan konsumsi plastik secara individual, saya dapat pelajaran berharga dari seorang teman yang pulang mudik ke Surabaya dari Amerika. Ia mengoleh-oleh saya bawakan saya satu set tas rajutan halus (tiga helai) terbuat dari nylon yang bisa melar, ukurannya sekitar 32 x 42 cm.. Bahan melar itu dijait di pinggirannya, dan di bagian atas dilengkapi pengikat serut yang bisa ditarik dan disimpulkan agar ringkas.

Tas belanja ini bermerek BYO BAGS. BYO singkatan dari ‘bring your own’(bawa sendiri). Tas ini sendiri ringan, awet, bisa dicuci, bisa dipakai ulang, dengan permukaanjaring-jaring tembus udara. Ketika Anda masukkan belanjaan ke dalam BYO BAGS, Anda tak akan percaya tas ini bisa mengemas belanjaan dan melar tiga kali lipat dari ukuran, aslinya dan membawa 5 kilogram beban bila dinjinjing.

14071296621179388597
14071296621179388597
[/caption]

BYO BAGS dibuat oleh sebuah perusahaan kecil bernama Cool Hats, di St. Paul, Minnesota, Amerika Serikat. Harga per set (isi tiga) hanya $11 (sekitar Rp 125.000), dan bisa dipesan secara online.

Tiga paragraph di atas mungkin Anda tuduh sebagai promosi atau ‘pencitraan’. It’s okay, aku rapopo. Namun, lebih dari itu, saya tengah mengusung sebuah gagasan; yakni prakarsa untuk secara individual mulai membantu mengurangi konsumsi tas kresek. Anda bisa menggunakan keranjang belanja rotan, keranjang manik-manik atau apa saya asal bawa sendiri dan tidak minta tas plastik dari toko.

BYO BAGS mengajukan gagasan sederhana. Tiga tas BYO BAGS sekaligus bisa Anda sisipkan di kantong jelana jeans Anda atau dilipat rapi dalam tas Anda untuk selalu di bawa kemana saja, pas dengan pesan produsen ‘don’t leave home without BYO BAGS’ dalam laman www.coolhats.biz. Anda tak perlu repot bawa tas belanja solid yang ukurannya besar dan tidak fleksibel dari segi ruang; Anda tidak perlu memilih dan memilah koleksi tas kresek di rumah untuk cari yang masih bersih untuk dipakai barang belanjaan.

Yang lebih saya dambakan adalah duplikasi ide BYO BAGS di Indonesia. Mudah-mudahan ada pelaku bisnis yang membaca artikel ini dan mulai turut serta memikirkan masa depan lingkungan dan kesehatan kita dengan cara memroduksi tas ramah lingkungan serupa. Ketersediaan sarana pengganti tas belanja seperti berkali-kali pakai ini bisa memicu hasrat individu-individu sadar lingkungan untuk memulai mereduksi penggunaan tas plastik. Bila seribu individu sudah mengawali gagasan ini dari sekarang, bisa Anda bayangkan berapa besar reduksi itu dicapai, berapa uang biaya produksi tas plastik bisa dihemat dan berapa besar pencemaran lingkungan bisa direm lima tahun ke depan, sepuluh tahun ke depan?

Yuk mulai bantu amankan lingkungan untuk anak cucu!

Sumber-sumber pendukung :

www.halamanputih.wordpress.com/tag/bahan-pembuat-plastik/

www.reuseit.com/facts-and-myths/facts-about-the-plastic-bag-pandemic.html

www.antaranews.com/berita/417287/produksi-sampah-plastik-indonesia-54-juta-ton-per-tahun

www.fredatorinsting.blogspot.com/2012/01/dampak-penggunaan-bahan-plastik-sebagai.html

www.coolhats.biz

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun