Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Belajar Bahasa, Jangan Terpedaya Ulah Teman Palsu

18 Juni 2011   04:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:24 4836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

[caption id="attachment_117249" align="aligncenter" width="640" caption="Illustrasi (foto : www.sincerelyc.com)"][/caption]

Bayangkan Anda adalah pelajar pemula bahasa Inggris, dan sedang ngobrol dengan seorang cewek bule di dalam sebuah ruangan. Si cewek lalu ke luar ruangan dan bicara, “ I need some fresh air”. Anda sigap membantu, dan membawa untuk dia segelas air segar. Nah, salah bawa! Dia butuh udara segar, bukan air.

Lalu si cewek bule bicara lagi, ”Where can I find nice fabric for covering my computer?”, Anda bingung? Lho, kenapa si cewek cari pabrik bagus buat nutupi komputernya? Eh, Anda salah lagi. Yang dimaksud di cewek sebagai fabric ternyata adalah kain.

Besoknya, Anda kenalan dengan cewek Sunda nan jelita. Anda perkenalkan dia pada keluarga di rumah dan Anda suguhi ia teh. Si cewek Sunda bilang, ”Aduh, tehnya amis”. Anda bingung, sebagai orang Jawa, Anda tahu amis itu artinya anyir. Anda baru tahu kemudian amis adalah bahasa Sunda untuk manis. Heboh bahasa masih berlanjut, gadis Sunda itu membawa oleh-oleh, Ia bilang, ”Mas, ini saya bawain gedang buat ibumu,” Sebagai orang Jawa, Anda mengira sang cewek bawa pisang; ternyata yang dikeluarkan dari tas adalah pepaya. Gedang dalam bahasa Sunda artinya ’pepaya’ dalam bahasa Indonesia.

Bila Anda mengalami hal-hal seperti tersebut di atas, terimalah ucapan selamat dari saya; Anda baru saja terperdaya ulah False Cognates. Dalam istilah linguistik, false cognate adalah kata dalam bahasa asing atau bahasa lain yang sama persis atau nyaris sama dengan kata yang ada pada bahasa Anda, tetapi artinya berbeda. Itulah sebabnya, false cognate disebut juga sebagai false friend alias teman palsu.

False cognates tentu saja menyangkut kata-kata kembaran sama tulisan (homonim) antar dua bahasa. Jadi, kata-kata dalam bahasa asli Anda mungkin punya teman di bahasa lain, tapi palsu karena artinya bisa beda jauh banget: contohnya, air dalam bahasa inggris beda sekali dengan air dalam bahasa Indonesia.

Inilah beberapa contoh teman palsu dalam bahasa asing :

-Dalam bahasa Cina Kanton paeng artinya murah, dalam bahasa Thailand paeng adalah mahal.

-Orang Belanda bilang nee untuk tidak. Di Yunani, ne artinya ya

-Zapomnij adalah bahasa Polandia untuk ‘lupakan itu’. Di Rusia zapomnij artinya ‘ingat-ingat ya

-Di Norwegia orang yang sedang bersedih akan grine (menangis). Di Denmark orang akan grine (tertawa) bila sedang senang.

-Baby adalah bayi atau sayang dalam bahasa Inggris, di Indonesia ’babi’ adalah nama binatang (walau pernah ada film Australia berjudul Babe yang tokohnya adalah seekor babi)

-Critic dalam bahasa Inggris adalah kritikus (bahasa Indonesia), bukan kritik

Dan demikian seterusnya, semua bahasa memiliki teman-teman palsu dalam bahasa lain.

[caption id="attachment_114642" align="aligncenter" width="300" caption="Satu dari sekian banyak kamus false cognate (foto : amazon.com)"][/caption]

Bagaimana tentang teman palsu antar bahasa daerah di Indonesia? Percayalah, teman palsu dalam bahasa daerah di Indonesia sering bikin ulah. Ini sepenggal ceritanya :

Si Asep asal Sunda. Si Gombloh asal Surabaya. Mereka dalam perjalanan kereta api Surabaya – Bandung. Si Gombloh kemudian harus ke toilet. Si Asep-pun beberapa saat kemudian harus ke toilet pula, dan menunggu dengan sabar toilet yang sedang digunakan si Gombloh. Setelah ditunggu lama, Si Gombloh akhirnya keluar toilet. Untuk berbasa-basi, Si Asep bertanya, ”Atos?” (artinya ’sudah’). Si Gombloh menjawab, ”Ndak, saya mencret”. Nggak nyambung, ya? Tentu saja, karena dalam benak Gombloh, atos adalah keras.

Teman Palsu dalam bahasa Jawa dan bahasa Madura juga suka bikin ribet. Gembok dalam bahasa Madura sama dengan kosakata Jawa k****l (alat kelamin laki-laki). Jadi kalau orang Madura bertanya, ”Di mana gemboknya?” dalam bahasa Madura, ini akan terdengar aneh di telinga Jawa. Tokoh kartun Jepang, Pokemon juga pernah menjadi kegusaran ibu-ibu di Madura karena empat huruf pertama pada kata pokemon, artinya adalah ’alat vital wanita’ dalam bahasa Madura.

Di wilayah Kalimantan tertentu (Kalimantan Tengah kalau tak salah), kata bahasa Indonesia butuh menimbulkan perasan rikuh ketika kita menggunakannya, karena dalam satu bahasa di Kalimantan tersebut, butuh adalah juga alat kelamin.

Contoh lain, saya pernah punya kerabat asal Bengkulu. Ia bilang, ”setiap buka puasa, saya makan senuk”. Saya kaget. Senuk dalam bahasa Jawa Surabaya adalah pelacur. Ternyata, senuk yang dimaksud kerabat saya itu adalah kolak

Jadi, berhati-hatilah ketika belajar bahasa apapun, terutama bila ketemu TTP (teman tapi palsu). TTP untuk sesaat bikin pelajar jadi terperdaya.

Oh ya, mau tahu bahasa Prancisnya ’teman palsu? Faux Amis!

Mudah-mudahan Anda tak merasa perlu mencari teman palsu ’faux’ dalam bahasa Sunda.

Salam TTP. Selamat hari Sabtu Pahing.

rujukan : www.wikipedia.com

http://www.unilang.org/wiki/index.php/False_friends

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun