Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Jadi Tak Manis Karena Perulangan Kata

25 September 2012   05:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:45 1704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1348550226440398702

Berbahasa Indonesia dengan cantik ternyata tidak mudah. Banyak pengguna kurang mampu menggunakan tatabahasa yang benar, kurang mampu memilih kata yang tepat dan secara tidak sadar mengulang kata yang sama dalam satu kalimat. Perihal perulangan kata ini hendak saya bahas kali ini.

Mari kita perhatikan contoh perulangan kata seperti yang saya ambil dari harian Kompas, 25 September 2012, halaman 33 dalam gambar di bawah ini:

[caption id="attachment_200900" align="aligncenter" width="504" caption="Gambar dicuplik dari harian Kompas, 25 September 2012, halaman 33"][/caption]

Kalimat yang ditempatkan sebagai quote highlight itu sebenarnya tak salah dari segi tatabahasa, namun kurang manis dari segi kreativitas berbahasa karena adanya perulangan kata dasar ‘kembang’. Anda pasti setuju dengan saya bahwa kalimat itu akan lebih manis bila ditulis atau diucapkan Perkembangan musik Indonesia saat ini menurut kami sudah pesat… atau Musik Indonesia saat ini menurut kami sudah berkembang pesat….’. Tidak ada perbedaan makna setelah kalimat itu disunting dengan menghindarkan perulangan. Selain itu, hasil suntingan membuat kalimat itu jadi lebih benar maknanya, karena sesungguhnya yang ‘berkembang pesat’ itu bukanlah ‘perkembangan musik Indonesia saat ini’, melainkan ‘musik Indonesia saat ini’.

Mungkin agak sulit dipercaya bahwa gejala redundancy (berlebihan), yang ditandai dengan perulangan kata—di kalangan masyarakat bahasa Indonesia biasa terjadi. Mari kita simak contoh-contoh lain :

#1 Kejadian ini terjadi begitu saja.

#2 Permasalahan tersebut tidak perlu dipermasalahkan lagi.

#3 Pelaksanaan PON XVI telah dilaksanakan dengan baik.

#4 Kemungkinan ini mungkin timbul karena tidak tersedianya perlengkapan yang lengkap.

#5 Penyelenggaraan acara ini diselenggarakan oleh sebuah organisasi nirlaba.

Kalimat-kalimat ini akan lebih elok bila disunting menjadi sebagai berikut :

#1 Peristiwa ini terjadi begitu saja.

#2 Permasalahan tersebut tidak perlu dipersoalkan lagi.

#3 PON XVI telah dilaksanakan dengan baik atau Pelaksanaan PON XVI telah berjalan dengan baik.

#4 Kemungkinan ini timbul karena tidak tersedianya perlengkapan yang memadai.

#5 Acara ini diselenggarakan oleh sebuah organisasi nirlaba atau Penyelenggaraan acara ini dilaksanakan oleh sebuah organisasai nirlaba.

Pada contoh 1, 2, 3, dan 4 suntingan bisa kita lakukan dengan mengganti kata yang sama dengan sinonim kata tersebut (kejadian menjadi peristiwa, dipermasalahkan menjadi dipersoalkan, dilaksanakan menjadi berjalan, lengkap menjadi memadai).

Pada contoh 3, 4 dan 5, suntingan dilakukan dengan membuang kata-kata yang berlebihan (pelaksanaan, mungkin, penyelenggaraan). Kata-kata tersebut perlu dihilangkan karena tanpa kata-kata tersebut, makna kalimat sudah cukup terwakili.

Pengulangan kata ketika berbahasa memang acap kali tak terhindari karena kurangnya kesiapan koleksi kosa-kata dan sinomim dalam benak penuturnya. Frekuensi terjadinya gejala semacam ini makin tinggi pada para profesional wicara seperti reporter, komentator, atau pembawa acara. Ini terjadi karena spontanitas berbicara tidak didukung oleh kesiapan kosa-kata yang memadai. Khusus dalam kasus pembacaan berita, perulangan kata secara tak sadar terpraktikkan dalam naskah berita yang disiapkan oleh penulis berita. (Kalimat terakhir ini saya sunting. Tadinya saya mengetik : …perulangan kata secara tak sadar terpraktikkan dalam penulisan berita yang ditulis oleh penulis naskah berita)

Untuk menghindari perulangan, kita bisa mulai menancapkan kesadaran dalam diri bahwa perulangan kata dalam sebuah kalimat itu kurang manis adanya, dan sebisanya dihindarkan dengan memanfaatkan sinonim atau membuang kata-kata yang tidak perlu.

Selain itu, kita juga bisa mulai melengkapi diri dengan pengetahuan sinonim kata-kata bahasa Indonesia agar kita makin kaya kosa-kata. Bila Anda rajin berselancar di internet, Anda bisa menemukan banyak situs yang menyediakan informasi tesaurus (thesaurus) dan glosarium bahasa Indonesia. Dengan tesaurus, Anda bisa mendapatkan padanan kata-kata yang diperlukan; dan dengan glosarium, Anda bisa memperoleh penjelasan makna kata-kata secara akurat.

Salam Manis!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun