Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Zona Wisata: Strategi Siapkan Daerah Hadapi Negara Lain

29 Desember 2014   16:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:15 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_343872" align="aligncenter" width="659" caption="Anak-anak gembira bermain pasir di Pantai Galang Baru, Batam. (eddymesakh)"][/caption]

“KAMI empat hari kegiatan di Batam, setelah itu kami akan berkunjung ke Singapura.” Kira-kira begitulah jadwal yang saya dengar ketika ada keluarga, teman, atau kenalan datang ke Batam untuk berbagai keperluan. Kendati lebih banyak waktu dihabiskan di Batam karena tuntutan tugas dari kantor, kota tempat tinggal saya ini sebenarnya hanya jadi alasan (titik transit), sementara Singapura adalah destinasi mereka yang sebenarnya.

Saya yakini pikiran seperti itu melekat di kepala saudara atau teman-kenalan saat berkegiatan di Batam. Sehingga sebelum datang, bagi yang belum memiliki paspor, pasti ngotot mengurusnya. Singapura, negara kota itu, begitu menarik di mata (dan hati) orang-orang Indonesia. Ada “sesuatu” di sana yang memiliki kekuatan magnetis bagi masyarakat Indonesia. Dan, ketika sudah berada di Batam, kekuatan magnetis itu kian bertenaga karena hanya berjarak sekitar satu jam perjalanan laut menggunakan ferry cepat.

[caption id="attachment_343875" align="aligncenter" width="553" caption="Berjalan di atas pelantar di Pulau Galang Baru, Batam. (eddymesakh)"]

14198151061429241398
14198151061429241398
[/caption]

Sebagian masyarakat Indonesia memandang Singapura sebagai kota dan Indonesia hanyalah sebuah perkampungan besar. Pergi ke Singapura berarti pergi ke sebuah kota yang maju, modern, dan jauh lebih tertib dari Indonesia. Kesimpulan ini terekam dari pembicaraan dan cerita serba wah dari saudara, teman, dan kenalan sekembalinya mereka dari Negeri Merlion.

Lalu, apakah hanya “peradaban yang lebih maju” yang mampu menarik wisatawan mancanegara berkunjung ke sebuah negara? Mengutip definisi dari Wikipedia disebutkan bahwa pariwisata atau turisme adalah (sebuah) industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istirahat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru yang berbeda lainnya.

Sementara menurut Undang Undang No 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Saya menyimpulkan bahwa peradaban yang maju dan tertib di Singapura menjadi “pengalaman baru yang berbeda” bagi orang Indonesia dan itulah daya tarik terkuat negeri jiran itu di mata keluarga, teman, kenalan-kenalan yang pernah saya temani di Batam sebelum dan sekembalinya mereka berkunjung ke/dari negeri tetangga itu. Saya yakin tak hanya saudara, teman, dan kenalan saya saja yang berpandangan demikian. Sebuah artikel di Kompas.com (21 Agustus 2014) mengutip data Singapore Tourism Board (STB), menyebutkan, wisatawan Indonesia memegang rekor selama bertahun-tahun sebagai pengunjung terbesar ke Singapura. Tahun 2013, turis Indonesia mencapai 3.089.000 dari total 15,6 juta turis mancanegara ke Singapura.

Bandingkan dengan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang ‘hanya’ sebanyak 8,802,129 turis (Bali menyumbang 3,278,598 turis dan Batam menyumbang 1,336 juta turis) sepanjang tahun 2013. Pada periode yang sama, turis ke Malaysia lebih tinggi lagi, yakni mencapai lebih dari 25 juta jiwa. Malaysia juga mencatat jumlah wisatawan asal Singapura yang berkunjung ke wilayahnya mencapai 11,5 juta jiwa. Sementara menurut Pusdatin Kemenparekraf & BPS (2014), wisatawan Singapura yang berkunjung ke Indonesia pada 2013 ‘hanya’ sebanyak 1,432,060 turis. Apalagi bila membandingkan dengan kunjungan wisatawan ke Thailand yang mencapai 97 juta turis (2013).

Alami vs artifisial

Masyarakat Malaysia dan Singapura sekalipun pasti mengakui bahwa destinasi wisata di Indonesia tak tertandingi oleh negeri mereka. Indonesia memiliki segalanya, mulai dari wisata alami, budaya, peninggalan bersejarah,  hewan purba (komodo), hingga kuliner.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun