Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tak Ada Keajaiban di Madrid

2 Juni 2019   07:27 Diperbarui: 2 Juni 2019   07:36 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harry Kane (sumber: capture TNT) 

Tak ada keajaiban di Madrid. Tottenham Hotspur tak mampu melakukannya. Meski tampil gemilang, skuad Mauricio Pachettino harus mengakui kedewasaan Liverpool di kompetisi antarklub terelite se-Benua Biru. Merseyside Merah pun menegaskan diri sebagai klub Inggris tersukses di ajang Liga Champions Eropa.

The Reds mematahkan perlawanan The Lilywhites dengan dua gol tanpa balas dalam laga bertajuk "All English Final" Liga Champions 2019, di Wanda Metropolitano, Madrid, Sabtu (1/6/2019) atau Minggu dinihari WIB. Mohamed Salah mencetak gol pertama melalui tendangan penalti di menit kedua, lalu ditutup Divock Origi pada menit 87 babak kedua.

Kemenangan The Reds menambah trofi Liga Champions menjadi enam sepanjang sejarah Klub. Lima trofi sebelumnya diraih pada musim 1976-1977, 1977-1978, 1980-1981, 1983-1984, dan 2004-2005. 

Sebaliknya, kekalahan The Lilywhites menambah bilangan klub debutan final yang gagal. Tottenham menjadi tim debutan keenam yang gagal mengangkat trofi Liga Champions, menyusul  Chelsea (2008), Arsenal (2006), AS Monaco (2004), Bayer Leverkusen (2002), dan Valencia (2000).

Tiga kali menembus final menjadi pengalaman berharga bagi Jurgen Klopp, sang arsitek Liverpool. Pria Jerman ini back to back mengantarkan Liverpool ke partai puncak. Tahun lalu (2018) mereka kalah 1-3 dari Real Madrid. Sebelumnya, dia juga pernah membawa Borussia Dortmund ke final Liga Champions 2013, tapi takluk 1-2 dari sesama klub Jerman, Bayern Muenchen.

Kecerdikan Klopp terlihat dari bagaimana dirinya tak mengutamakan penguasaan bola. Terlihat jelas dari statistik, di mana timnya hanya memiliki ball possession sebesar 39 persen berbanding 61 persen oleh Son Heung-Min dkk. Klopp juga cerdik melakukan pergantian pemain. 

Keputusannya menarik Roberto Firminio dan memasukan Origi berbuah manis. Gol Origi di menit --menit akhir sekaligus memupus asa Harry Kane dkk untuk memperpanjang masa pertandingan.

Terlepas dari kekalahan Tottenham, penggemar sepakbola patut memberi apresiasi kepada mereka. Delle Alli dkk tampil gemilang. Mereka bermain sangat baik, mendominasi penguasaan bola hingga 61 persen. Melakukan 14 attempt (8 on target), unggul atas Liverpool yang hanya membuat 11 attempt (4 on target).

Tetapi menghadapi tim berkualitas seperti Liverpool, satu kesalahan sudah cukup untuk membunuhmu. Apalagi dua! Terlihat Salah dkk ingin secepatnya keluar dari tekanan mental sebagai tim yang diunggulkan. Mereka memburu gol cepat.

Sadio Mane langsung menggebrak di menit pertama, tak lama setelah wasit Damir Skomina meniup peluit pembuka. Mane menusuk dari sisi kanan pertahanan lawan. Meski Moussa Sissoko dan Kieran Trippier berusaha menutup ruang, Mane dengan cerdik mengangkat bola dan mengenai lengan Sissoko. Penalti!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun