Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tottenham Mampu Tumbangkan Liverpool, Tapi...

1 Juni 2019   07:46 Diperbarui: 1 Juni 2019   10:04 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEPERTI mayoritas penggemar sepak bola, para legenda, hingga pasar taruhan, saya pun (ingin) menjagokan Liverpool atas Tottenham Hotspur. Fakta menunjukkan The Reds dominan atas The Lilywhites dalam sejarah pertemuan kedua tim.

Di kompetisi lokal, keduanya sudah 170 kali bentrok. Liverpool menang 79 kali, 43 kali imbang, dan 48 kali kalah. Bahkan dalam 14 pertemuan terakhir sejak 2013, Anfield Gank unggul 9 kali, 4 kali imbang, dan hanya sekali kalah. 

Sementara di level Eropa, menurut catatan Bolasport, keduanya pernah dua kali  bersua pada semi final Piala Uefa (sekarang Liga Europa) musim 1972-1973. 

Agregat 2-2, masing-masing 1-0 di Anfield dan 1-2 di White Hart Lane, stadion lama milik Tottenham. Liverpool lolos karena unggul agresifitas gol tandang.

Tapi itu "hanya" sejarah. Orang sering bilang, "Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam sepak bola." Semua prediksi berdasar berbagai keunggulan, catatan sejarah pertemuan, keberadaan pemain bintang, acapkali meleset. 

Termasuk drama lolosnya Liverpool dan Tottenham ke laga final Liga Champions 2018/2019. Final ini akan berlangsung di kandang Atletico Madrid, Stadion Wanda Metropolitano, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB.

Liverpool yang tertinggal 0-3 kontra Barcelona, mampu membalikkan keadaan dengan kemenangan 4-0  di Anfield. Tampak mustahil, apalagi dengan adanya megabintang Lionel Messi di kubu rival. 

Demikian pula Tottenham yang diperkirakan sulit lolos dari hadangan Ajax Amsterdam. Kalah 0-1 di Tottenham Hotspur Stadium, Lucas Moura dkk berbalik unggul 3-2 di Amsterdam ArenA. Bahkan sempat tertinggal 2-0 sebelum Moura 'mengamuk' dengan hatriknya. 

Apakah akan ada keajaiban dalam laga final malam nanti? Keajaiban di sini adalah Tottenham mampu mematahkan mayoritas prediksi yang lebih menjagokan Liverpool.

Rekor pertemuan 

Pochettino memiliki rekor buruk menghadapi Juergen Klopp. Dari Sembilan pertemuan, dia hanya sekali menang (4-1, pada 22 Oktober 2017), empat imbang dan empat kali kalah. 

Tapi dia menyatakan bahwa laga final berbeda dengan pertandingan reguler. Keduanya pun belum pernah beradu taktik dalam sebuah pertandingan final. 

Tapi pria Argentina itu terus mengalami peningkatan saat bentrok dengan Klopp. Tim racikannya mampu mengimbangi Liverpool kendati dengan skuad yg lebih "murah". 

Mari kita tengok fakta dua pertemuan terakhir di Liga Premier Inggris musim ini, masing-masing pada 15 September 2018 di Wembley dan 31 Maret 2019 di Anfield. 

Memang, Liverpool selalu menang dengan skor identik 2-1. Tapi keseluruhan statistik kedua pertandingan itu, Tottenham justru unggul penguasaan bola. Sayangnya mereka kurang efektif, terlihat dari jumlah tembakan dan tentu saja jumlah gol sebagai penentuan pemenang. 

Mungkin Pachettino belum menemukan taktik terbaik untuk mengalahkan strategi Klopp. Atau bisa saja Son Heung-Min dkk kurang beruntung dalam kedua pertemuan terakhir itu.

Pada laga pertama di Wembley, penguasaan bola Tottenham sangat dominan, mencapai 60 persen berbanding 40 persen milik Liverpool. 

Saat di Anfield, Tottenham masih dominan dengan 52:48. Jika digabungkan, Tottenham unggul 56:44. Total mereka melakukan 1.034 operan dalam kedua laga itu, berbanding 801 milik Liverpool. 

Hanya saja, Tottenham kalah dalam total tembakan (22) dan hanya mencatat 5 on target. Sementara Liverpool melakukan 31 attemps (13 on target). 

Bahkan, pada laga kedua, satu dari dua gol Liverpool berasal dari gol bunuh diri Toby Alderweireld. Gol ini tercipta lantaran tepisan Lloris atas umpan silang Mohamed Salah justru membentur tubuh Alderweireld lalu masuk gawang sendiri.

Rekaman angka-angka di atas menunjukkan bahwa tak mudah bagi skuad besutan Juergen Klopp untuk mengatasi perlawanan anak-anak asuh Mauricio Pochettino. Tentu saja sang juru taktik asal Argentina sudah berkaca dari dua laga terakhir untuk menemukan ramuan terbaik mengatasi sang rival asal Jerman.

Komentar Pelatih

Di situs uefa.com, Pochettino berujar, "Yang paling penting adalah (bermain) bebas. Bermain seperti ketika Anda masih muda, seorang anak, tujuh, delapan, sembilan tahun dan Anda merasakan kebebasan. Kuncinya adalah jangan berpikir ada satu miliar orang mengawasi Anda. 

Besok adalah tentang menang. Kami ingin menulis sejarah di sepak bola. Kami tahu betul apa yang harus kami lakukan. Liverpool adalah tim yang hebat, Juergen adalah manajer yang sangat sukses. Saya sangat mengaguminya. Untuk tiba di final pribadi ketiga Liga Champions adalah chapeau dan selamat."

Klopp bilang, "Final selalu berbeda - Anda datang dengan tim yang berbeda, situasinya selalu berbeda. Jika saya adalah alasan untuk kehilangan enam final berturut-turut, maka semua orang perlu khawatir! Tapi bukan itu masalahnya. 

Dalam tujuh tahun terakhir, setidaknya saya mungkin pemegang rekor dunia dalam memenangkan semi final. Jika saya menulis buku tentang itu, mungkin tidak ada yang akan membelinya. Ini final sepakbola yang nyata. Sekarang kita berdua harus berurusan dengan itu karena itu membuatnya sangat intens."

Di situs resmi Liverpool, Klopp lebih optimis dengan mengatakan, "Saya merasakan kekuatan besar dari keluarga dan teman-teman, karena kemanapun saya pergi, mereka selalu mendukung tim saya. Jadi sekarang saya bertanggung jawab untuk membuat mereka berpesta setelah laga, karena sudah menantinya dua tahun terakhir ini."

Prediksi 

Laga final malam nanti, kedua tim bisa menurunkan hampir semua pemain terbaik mereka. Liverpool bisa kembali memainkan Roberto Firminio. Hanya Naby Keita yang tak masuk daftar lantaran cedera paha. 

Sementara bintang Tottenham, Harry Kane, bisa kembali bermain setelah menepi cukup lama akibat cedera. Mesin gol Tottenham ini mengalami cedera saat menghadapi Manchester City di perempatfinal Liga Champions, April silam. Jan Verthongen dan Davinson Sanchez juga sudah bisa dimainkan.

The Lilywhites berambisi mengukir sejarah meraih trofi pertama mereka di Liga Champions. Di kubu Liverpool, selain memburu trofi ke-6, mereka ingin menutup dua luka sekaligus, yakni kegagalan menyakitkan di Liga Premier musim ini dan gagal juara Liga Champions musim lalu. 

Final tahun lalu, mereka takluk 3-1 dari Real Madrid. Menariknya, eks bintang Tottenham, Gareth Bale, mencetak dua dari tiga gol raksasa Spanyol untuk menghempaskan Liverpool.

Lantas, siapa yang bakal meraih si Kuping Besar kali ini? Tampaknya Liverpool! Prediksi saya: Tottenham 2 -- 3 Liverpool.

Kok tetap menjagokan Liverpool? Spurs adalah debutan di final Liga Champions. Mereka akan berhadapan dengan peraih lima trofi. Sebuah fakta menarik disebutkan oleh Goal.com bahwa lima finalis debutan di kompetisi ini, semuanya kalah. Mereka adalah Chelsea (2008), Arsenal (2006), AS Monaco (2004), Bayer Leverkusen (2002), dan Valencia (2000).

Fakta lainnya, di Liga Champions musim ini, Spurs adalah tim yang paling banyak kebobolan (17 gol), tujuh di antaranya terjadi di bawah 15 menit. Tapi sekali lagi, seperti kata orang-orang, "tidak ada yag tahu apa yang akan terjadi dalam sepakbola." Betul? (*)

PERKIRAAN SUSUNAN PEMAIN:

Tottenham Hotspur: Hugo Lloris, Kieran Trippier, Danny Rose, Toby Alderweireld, Jan Vertonghen, Heung-Min Son, Moussa Sissoko, Dele Alli, Christian Eriksen, Lucas Moura, Harry Kane.

Cadangan: Wanyama, Llorente, Foyth, Gazzaniga, Davies, Skipp.

Pelatih: Mauricio Pochettino

Liverpool: Alisson Becker, Virgil van Dijk, Andrew Robertson, Joel Matip, Trent Alexander-Arnold, Fabinho, Georginio Wijnaldum, Jordan Henderson, Roberto Firmino, Sadio Mane, Mohamed Salah.

Cadangan: Mignolet, Lovren, Lallana, Shaqiri, Sturridge, Origi.

Pelatih:  Juergen Klopp

Wasit: Damir Skomina (SVN)

Asisten:  Jure Praprotnik (SVN), Robert Vukan (SVN)

Ofisial keempat: Antonio Mateu Lahoz (ESP)

Video Assistant Referee (VAR):  Danny Makkelie (NED)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun