Mohon tunggu...
Ferdinandus Loke
Ferdinandus Loke Mohon Tunggu... Editor - Menjadi sahabat semesta

Diri adalah bagian dari semesta. Kontribusi saya untuk memelihara semesta, harus terwujud dalam aktivitas harianku.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lari Pagiku, Alat Ukur Kesehatan Tubuhku

23 Maret 2021   08:00 Diperbarui: 23 Maret 2021   08:17 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setiap pagi, saya harus memaksakan diriku untuk berolahraga dengan lari pagi. Saya harus memastikan kesehatan badanku, dengan berlari selama 30 - 45 menit tanpa henti. Ketika nafasku mulai tersengal, saya 'dipaksa' untuk memeriksa batinku, apa yang saya konsumsi pada hari sebelumnya. Ketika lutut dan kakiku terganggu,  pikiranku terarah kepada apa yang saya konsumsi sepanjang hari yang lalu. Ketika sedang berlari, saya meluangkan waktu untuk  berdialog dengan diriku sendiri. 

Lari tanpa henti selama 45 menit, menjadi alat ukur kesehatanku. Tidak perlu pakai termometer, tidak perlu test gula darah, tidak perlu gunakan perangkat kesehatan. Cukup dengan lari pagi, jantung saya terjaga. Cukup dengan lari pagi, kesegaran fisikku terpelihara. Cukup dengan lari pagi, kondisi fisikku terdeteksi. Cukup dengan lari pagi, pola makan kita bisa dikontrol. Cukup dengan lari pagi, tidur malam kita bisa dievaluasi. Cukup dengan lari pagi, kebiasaan kebiasaan negatif bisa teradili ketika mengadakan dialog dengan diri sendiri. Cukup dengan lari pagi dan membiasakan berdialog dengan diri sendiri, kita seolah sedang melakukan self empowerment. 

Pertanyaannya, apakah mudah ? Tidak. Mau bangun pagi jam 04.00 atau jam 04.30, bukan suatu yang mudah. Harus berjuang melawan 'kemalasan' yang melekat dalam diri. Mulainya pun, tidak mudah. Butuh disposisi batin yang kuat agar tetap konsisten berolahraga. Ketika sudah merasakan 'nikmatnya' hidup sehat, olahraga pagi dengan lari pagi pun dianggap sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan.   Mau diteorikan dengan mengutip ahli kesehatan dari seluruh penjuru dunia, olahraga pagi dengan lari pagi tetap dianggap yang terbaik. Teori itu, sudah dipelajari sejak dulu. Bahkan ada yang sudah meraih gelar profesor, doktor, dokter dengan disertasi di bidang ini.  

Apapun buku yang kita pelajari, apapun ilmu yang didapatkan, apapun teori yang kita hayati bila tidak disertai dengan aktivitas nyata dalam keseharian, maka tidak akan ada artinya. Berkaitan dengan ilmu kesehatan yang bisa kita akses dari mana mana,  saya pun ingat pesan dari Swami Vivekananda : janganlah menjadikan otakmu sebagai perpustakaan  berjalan, aplikasikan pengetahuan yang telah kau peroleh dalam keseharian hidupmu. Pandangan ini, menggugat saya untuk terus lari pagi, karena dia adalah alat  yang ampuh untuk mendekteksi kesehatanku. Mau sehat di masa pandemi covid 19, luangkan waktu di pagi hari untuk berolahraga. Gampang diucapkan dan diharapkan gampang dipraktekkan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun