Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Beban Itu Terlalu Berat

27 Juli 2021   21:50 Diperbarui: 28 Juli 2021   13:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

20  : *******

Tiba-tiba Opti berontak, matanya berputaran liar disertai desis yang keluar dari mulutnya. Tetapi pegangan kuat dari petugas Panti Opti tak bisa berbuat sesuatu. 

Kembali Kepala Desa membelai rambut di kepala Opti. " Maafkan kami Optimis, situasi semakin berat dan membuat kami tak berdaya lagi untuk mempertahankan kehadiranmu di Desa kita ini. Semoga kau lekas sembuh seperti sedia kala. " 

Petugas dari Panti memberi kode pada sangat Kepala Desa. Rupanya dia akan segera membawa Optimis ke mobil pengangkut ODGJ. 

" Semoga angka dua puluh yang kosong itu tak lbakal terisi korban selanjutnya. Dan bapak Optimis ini adalah korban terakhir dari dampak pandemi ini. " ujarnya pada Kepala Desa sambil menyeret lembut Opti menuju mobil. 

" Amin, amin semoga demikian lah adanya" sambut Kepala Desa amat perlahan dan nyaris tak terdengar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun