Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lansia Kanker (Kantong Kering)= Luntang Lantung

21 Mei 2021   15:00 Diperbarui: 21 Mei 2021   15:00 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Koq judulnya sadis   banget sih? Yah cuma buat menarik atensi saja sih. Maklum, isi ceritanya walau cuma membahas manula tetapi juga berisi hal yang mungkin bisa diambil hikmahnya. 

Pertanyaan pertama mungkin, kenapa kalau manula kantongnya kering diibaratkan sebagai mati berdiri? 

 Nyaris setiap manusia berusia muda boleh dibilang tak pernah mempunyai visi kedepan. Visi dimana mereka harus memiliki harta atau simpanan guna menopang kwalitas hidup di usia lanjut. 

Mengapa harus? Kan kita punya anak, untuk apa anak yang dirawat sejak bayi  yang selalu kita beri fasilitas terbaik bahkan dibanding kita? Mereka pasti akan merawat dan memperhatikan kita jika saat lansia nanti tiba.

Demikian bantah sengit dari mereka yang merasa punya anak dan pernah membanting-tulang untuk darah dagingnya itu. 

Mungkin saja hal itu betul adanya, tetapi seperti banyak kisah yang terjadi. Kemiskinan ( kantong kering) akan bisa merubah prilaku. Apakah anak yang kita rawat secara mati-matian bisa berobah? Ternyata banyak kisah nyata seperti itu terjadi di kehidupan kita. 

Pernah mendengar kisah nyata? Seorang ayah tunggal yang cukup mampu, menghibahkan apatermennya yang cukup mewah pada sang anak tunggal tersayang yang baru saja menikah. 

Beberapa bulan berjalan, mereka hidup cukup harmonis. Entah apa dipikiran anak dan mantunya, ketika suatu hari si manula di usir oleh pasangan tersebut keluar apartemen. 

Orangtua itu menjadi pengemis, dan menghindari orang yang mungkin bakal mengenalnya dengan memanipulasi dirinya sedemikian rupa. Sampai seorang sahabat dekatnya mengenalinya. 

Rupanya kisah itu sampai ketelinga  Lie kwan yu Perdana Menteri Singapura saat itu. Beliau berang dengan kejadian itu. Dan memerintahkan sang anak secara hukum untuk mengembalikan  hak-hak ayahnya seperti semula. 

Bagi mereka yang belum pernah tua seperti saya, mungkin belum memahami, sikon apa yang  akan diterima kelak. Bila rambut telah berwarna keperakkan, kulit wajah yang kusut dan leher mulai bergelambir serta langkah sesekali telah terhuyung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun