Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan Menjelang, Si Abang Meluang

9 Mei 2021   21:00 Diperbarui: 9 Mei 2021   21:04 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Semula tak ada niat sama sekali, untuk membuat kisah berisi persiapan menjelang Ramadhan ini. Karena, kondisi dan situasi ekonomi keluarga kami sudah lama anjlog. Pasti sudah bisa diterka, apa lagi kalau bukan akibat pandemi. 

Tanpa diduga, covid 19 mengamuk tanpa terkendali, membuat Pemerintah kalang-kabut untuk menanganinya. Pembatasan perjalanan skala besar lantas saja diberlakukan. Walau terlihat masih belum terkordinasi antar daerah. 

Aktivitas ekonomi merosot seketika, orang tak bisa lagi bepergian kesana-kemari seenaknya. Jual-beli mendadak merosot, karena daya beli masyarakat berkurang. 

Pencarian saya sebagai pebisnis kulakkan ( biar keren dikit), harus rela menerima dampak langsung dari berkurangnya kegiatan ekonomi ini. Perlahan tetapi pasti, hal itu menguras tabungan saya yang   ndilalah memang cuma seuprit. 

Pengunjung Pasar Tanah Abang membludak, hasrat belanja meningkat

 Sengaja saya menulis Label seperti ini, untuk menampar muka sendiri. Dan terbukti,  kalimat pada Label ini memang bikin mulut saya tersenyum meringis, bayangan dompet kosong pun mendadak berkelebat didalam kepala. Ko

Boro-boro punya hasrat belanja, bahkan kamipun sudah memutuskan untuk tak membuat kue lebaran. Uang yang masih tersisa direncanakan dan di irit untuk tarik nafas pasca lebaran. 

Untung saja, Anak-anak tidak rewel.  Sebab berlaku nya pembatasan lokal ( dirumah) di bidang perjajanan sudah berbulan ini dibakukan pada keseharian mereka. 

Sehingga dengan sikap puritan, anak-anak saya mampu memaksakan diri untuk mengangguk secara dewasa. Dan berjanji setia untuk menerima pakaian lama mereka yang masih dianggap baik sebagai pakaian Lebaran. Ha.. ha... ha.. 

Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang banyak dinanti oleh umat Islam. Rasa haus dan dahaga ditambah hawa lapar yang selalu menggoda, menjadikan Lebaran bak sebuah letupan emosi yang membuncah di diri setiap umat. 

Beruntung bagi yang masih mendapat THR, mereka bisa menikmati ber baru- baru dan ber kue-kue saat menghadap tibanya Lebaran. Dan tentunya bisa  lebih khidmat pada hari yang telah dinantikan itu. 

Mungkin saja, sikon yang tengah melilit kehidupan saya ini, bukanlah dominasi saya perorangan. Dipastikan, masih banyak keluarga lain yang bernasib serupa bahkan lebih parah dibanding kami. Hanya, mungkin saja teriakkan keprihatinan mereka tenggelam di lubang palung gua yang dalam. 

 Memanipulasi tekanan hidup dengan ke ikhlasan jiwa dalam praktek keagaman

Biasanya, manusia mampu beradaptasi di tengah situasi yang menekan. Baik secara psikologis maupun mencari ketenangan kedalam bimbingan agama. 

Nuansa Lebaran menggugah setiap dada. Seluruh emosi mengental ditengah penantian datangnya hari Kemenangan, bagi para insan yang telah menunaikan tugas dan kewajibannya. 

Kekurangan bukanlah alasan untuk tidak merayakan hari kemenangan bagi umat Islam. Sebab hakekat sebuah kehidupan adalah pencapaian kepuasan rohani sebagai pribadi yang beriman. 

Perjalanan hidup nyaris dua tahun ini, adalah kisah yang terberat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pemutusan hubungan kerja, keuntungan yang menipis, serta masa depan yang tak pasti, kian membebani penderitaan masyarakat kecil. 

Nah, inilah saatnya kita lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Menyerahkan jiwa kita untuk ditempa lebih kuat, agar menebalkan iman sehingga menjadi imun saat menghadapi beratnya tantangan hidup. 

Hakekatnya puasa tak lain adalah latihan iman menahan hawa nafsu, baik secara psikis ataupun non psikis. Paradoks dengan instink manusia yang secara naluriah lebih dikuasai hawa nafsu. 

Beberapa hari lagi hari kemenangan itu akan tiba, semoga Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk menyambut hari yang ditunggu-tunggu itu. Amin ya Roballallamin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun