Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman di Penjara Glodok

18 April 2021   21:00 Diperbarui: 18 April 2021   21:06 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dan sobat saya sama sekali buta, kalau saja dia sadar bahwa hidup didalam LP itu penuh kehatian dan kecurigaan mungkin dia akan menolak permintaan mengambil pisau itu. 

Memang, misinya ternyata gagal. Kepala kamar rupanya mencium gelagat mencurigakan dari sobat saya itu. Untungnya tak terjadi sesuatu atas dirinya. Dia hanya disidang dan  diperingatkan. 

Di penjara Glodok ada sebuah sumur besar, sobat saya sering mendengar bisik-bisik bahwa didalam sumur itu banyak senjata tajam. Benda berbahaya itu diikat sebuah benang kuat dan panjang, lalu sajam itu ditenggelamkan kedalam sumur, dan sebatang paku yang sudah terikat benang kuat itu. Akan ditancapkan ditempat rahasia didinding sumur. Untuk diambil apabila dibutuhkan. 

MENYAKSIKAN DUA KALI PERISTIWA PEMBUNUHAN

Suatu kali, sobat itu ngucing kedapur. Ngucing adalah istilah cari makanan sisa kedapur. Maklum saja karena jatah nasi cadong sangat jauh dari mencukupi, tidak mengherankan apabila napi yang tak pernah dibesuk keluarga pasti akan terlihat kurus kering. 

Tiba-tiba terdengar letusan kuat suara pistol. Si sobat cepat menghambur tanpa sadar apa yang terjadi. Dalam larinya matanya sempat menangkap orang yang sedang berdiri terhuyung di halaman sel depan. Dibagian perutnya tampak genangan darah membasahi baju yang dikenakannya. 

Rupanya, sebuah pembunuhan baru saja terjadi. Dan tembakan dan hardik kan berasal dari para petugas yang hendak mengendalikan kejadian. Dalam larinya si sobat sempat mendengar teriakkan yang mengumpat pembunuhnya. 

Bukan sekali itu saja. Di kesempatan lain, dia menyaksikan kembali sebuah pembunuhan. Menggunakan sebatang kaki meja bekas, seorang napi meremukkan kepala napi lainnya. 

Selepas dari penjara Glodok yang dijalaninya cuma enam bulan. Sobat saya itu masih tak mampu mengekang kebiasaannya untuk berkelahi. Di tahun 1975 saya dengar dia masuk lagi kedalam penjara. Kali itu dia masuk di LP Cipinang, cuma dua bulan untuk peristiwa pemukulan. 

Setelah sobat itu masuk ke LP Cipinang, saya tak pernah lagi bisa menghubunginya. Lost contack sama sekali.  Semoga dia masih ada walau pasti sudah renta, walau bagaimanapun dia adalah seorang sahabat dalam arti sebenarnya untuk saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun