Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tempolong Merah Membara

4 April 2021   23:48 Diperbarui: 4 April 2021   23:57 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Aku ikut, kemarin aku belum sempat menengok kakak ku itu" ujar yang berjilbab hijau sambil berdiri dari duduknya. Langsung saja tangannya menggamit si wanita muda. Berdua mereka beranjak keluar ruangan. 

Pandang si wanita muda berkeliaran dilorong menuju bangsal isolasi, dimana ibunya berada. Sanatorium khusus penderita penyakit jiwa ini sungguh sangat terawat. Ruangan nya bersih dan rapi, pendingin ruangan juga terpasang pada ruang- ruang tertentu. 

Tante dan keponakan hampir sampai diruang isolasi dimana ibunya berada. Jenderal jendela berteralis besi itu kini sudah berada didepan mata. 

Tiba- tiba terdengar derap sepatu berbunyi dibelakang mereka. Dua wanita itu mendadak terkejut saat dua orang polisi wanita muncul dan mendahului langkah mereka. Lalu dua orang petugas polisi pria muncul dan mengapit si wanita muda. 

" Maaf saudari Upik, Anda kami tahan untuk dibawa ke kantor polisi guna dimintai keterangan! " seru seorang dari polwan itu setelah menghadapkan tubuhnya pada si wanita muda. 

Di wajah sang Tante meruap rasa kejut yang sangat. Langsung tatapnya terlontar tajam ke wajah keponakannya. Yang ditatap cuma menundukkan wajahnya dalam ke lantai. 

"Ada apa dengan keponakannya saya? " seru si jilbab hijau tak mengerti. 

" Keponakan ibu diduga telah membunuh suaminya tadi malam. " jawab seorang polwan. 

"Upik...! " mata si tante terbeliak seolah tak percaya pada penjelasan polisi wanita itu. Setengah menjerit si tante menyebut namanya, sementara wajahnya seolah meminta penjelasan pada si wanita muda. 

" Dua memukuli aku, setelah aku menolak permintaannya untuk kawin lagi, alasannya, lima tahun kami menikah tapi tak kunjung dikarunia anak. " sahut si wanita muda dalam tunduk nya. 

" Upik khilap tante. Bayangan ibu dan nenek langsung berdesakkan dibenakku setelah dia menganiayaku. Lalu.. semua itu terjadi begitu saja.." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun