Mohon tunggu...
Effendi Sutanja
Effendi Sutanja Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya Effendi Sutanja, pensiunan, dengan hobby membaca, menulis, jogging, penyair

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Di Luar Dugaan Tuhan"

18 Januari 2014   08:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin "DI LUAR DUGAAN TUHAN", itulah sekelumit kata yang keluar dari pengacara
kondang yang terkenal dengan julukan pengacara sumpah pocong, ketika di wawan-
carai oleh wartawan salah satu media televisi.

Selama satu bulan saya menunggu komentar teman-teman di dunia maya, tetapi ru-
panya berita ini terlewatkan karena kata-kata itu terlontar di akhir percakapan se -
hingga mungkin lepas dari perhatian para pemerhati.

Sebenarnya saya ingin melupakan masalah kecil ini sehingga hari, tanggal dan jam ta
yangnya pun saya lupa, hanya hati kecil tergelitik untuk menulis artikel ini, karena se
bentuk tanya dalam hati saya.
Ya, selama ini saya percaya adanya Tuhan Yang Maha Kuasa, Khalik Langit dan Bumi
yang tidak terselidiki oleh umat manusia yang bagaikan kuman di dalam kekuasaan-
NYA.

Jadi walaupun pakar ilmuwan, pejabat tinggi, presiden, raja, kaisar atau pemuka aga
ma yang terkenal piawai, cerdik cendekia, TUHAN adalah Yang Maha Pencipta, Yang
Maha Tahu kejadian hari ini atau hari-hari selanjutnya sampai akhir jaman.
Dan berdasarkan kepercayaan saya itu, timbul pertanyaan terhadap ucapan penga-
cara sumpah pocong ini, apakah dia mempunyai kekuasaan yang melebihi Tuhan se-
hingga berani melontarkan ucapan : Mungkin Di Luar Dugaan Tuhan ? Apakah yang
bersangkutan begitu percaya diri dengan ilmu dan jabatan yang disandangnya, se-
hingga memprediksi pekerjaan Tuhan atau ada tuhan yang lain sesuai dengan predi
kat "pengacara sumpah pocong"nya ?

Tetapi saya sadar bahwa saya tidak boleh menafsirkan beliau dengan hal-hal terse-
but dan kemungkinan beliau hanya melupakan penggunaan tata bahasa, kaidah ber
tutur dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Mudah-mudahan hal tersebut memang "Di Luar Dugaan Saya" yang keilmuannya ja-
uh dibandingkan dengan beliau yang konon "mencapreskan" dirinya tahun ini.

Kalau mungkin dengan kehendak Tuhan beliau menjadi orang nomor satu di negeri
ini saya berharap mungkin beliau harus menjaga tutur katanya atau paling tidak ber
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, semoga !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun