Mohon tunggu...
Rian Rustandi
Rian Rustandi Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Interpreter

Hidup adalah pilihan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

自動販売機(Jidouhanbaiki) vs Pedagang Asongan

5 Desember 2015   13:36 Diperbarui: 5 Desember 2015   15:24 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentunya kata jidouhanbaiki sudah tidak asing lagi di zaman semodern ini bukan?

nah Saat membahas Tentang Jepang, Selain wisata, Insfratuktur, Pendidikan, dan lain sebagianya ada salah satu yang menarik perhatian saya, itulah "Jidouhanbaiki" si mesin penjual otomatis yang banyak tersebar di Jepang, bukan hanya di kota kota besar saja tapi hampir di seluruh pelosok jepangpun mesin tersebut ada.

Secara umum Jidouhanbaiki, berasal dari kata jidou yang berarti otomatis, dan hanbaiki artinya mesin penjualan. Atau disebut juga vending machine.. mesin ini dinyakini sangat praktis dan efesien pasalnya dimesin ini kita tidak perlu mengantri untuk membeli sesuatu, tinggal kita masukan uang lalu kita pilih jenis barang/minuman yang akan kita beli, sangat praktis bukan?

Nah di Indonesiapun mesin tersebut sudah ada di sebagian kota besar saja, meskipun untuk fungsionalnya sendiri masih di pertanyakan, karena terkait beberapa kendala yang ada, bahkan tidak jarang di Indonesia mesin tersebut hanya di jadikan sebagai hiasan saja..

Namun sebenarnya di Indonesiapun sejak jaman dulu sudah memiliki hal yang fungsionalnya hampir menyerupai mesin tersebut, yah itulah "Pedagang Asongan" menurut wikipedia pedagang asongan adalah "pedagang yang menjajakan makanan,  minuman, buah-buahan, di dalam kendaraan umum, di perempatan jalan, dan sebagainya"

lantas kenapa saya sebutkan fungsionalnya hampir sama ? bahkan menurut saya Pedagang asongan lebih peraktis di bandingkan dengan Jidouhanbaiki, loh ko bisa?
jawabannya tentu bisa, dan tentu saja jika kita lihat dari sudut pandang yang berbeda, sayapun  baru menyadari hal tersebut ketika sudah 1 bulan tinggal di Jepang..

Nah sekarang mari kita uraikan satu persatu.

1. Satu mesin Jidouhanbaiki hanya menjual satu jenis yang sama saja, jika minuman maka jidouhanbaiki tersebut hanya menjual minuman, begitupun rokok atau yang lainnya berbeda dengan Pedagang asongan yang bisanya menjual berbagai barang dalam satu waktu bisa beli kopi, rokok, tisu, tolak angin, permen, dan lain sebagainya.. nah jadi lebih praktis mana? yah jelas Pedagang asongan..

2. Mesin Jidouhanbaiki di anggap parktis karena tidak usah mengantri, namun lagi-lagi menurut saya lebih praktis pedagang asongan karena kalo ke pedagang asongan selain kita tidak usah mengantri kita juga tidak usah jalan kaki, turun dari motor, atau turu dari mobil, ketika akan membeli tinggal panggil saja penjual Asongannya pasti dia akan mengampiri kita.. lebih praktis bukan?

3. Harga di pendagang asongan lebih mahal dari toko sedangkan jidouhanbaiki harga di toko dengan di mesin hampir sama..?
benarkah begitu? menurut saya tidak seperti itu baik Jidouhanbaiki atau pedagang asongan pada dasarnya  tercipta untuk tujuan meraup keuntungan atau mencari rezeki bukan?  karena itu harga barang diJidouhanbaikipun realtif berbeda antara satu mesin dengan mesin lainnya, tergantung letak dari Jidouhanbaiki tersebut, bahkan menurut saya lebih baik Pedagang asongan karena kalo pedangang asongan masih bisa kita tawar harganya, bahkan kalo kita mengenal si penjual asongan tersebut bisa kasbon kalo lagi gak punya uang, sedangkan jidouhanbaiki tidak bisa, ya iya dong kan jidouhanbaiki mesin..

4. dimana mana namanya mesin pasti adakalanya eror atau rusak bukan? di Jidouhanbaikipun sama terkadangan ada mesin yang eror gak ngasih kembalian atau bahkan barang yang ingin kita beli tidak keluar, sedangkan kalo Pedagang asongan hal tersebut kemungkinannya bisa di perkecil, karna pedagang asongan adalah manusia, jadi kalo gak ngasih kembalian kejar saja, kalo barang yang di beli tidak di berikan juga tinggal kejar..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun