Mohon tunggu...
Rian Rustandi
Rian Rustandi Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Interpreter

Hidup adalah pilihan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

60 Hari Paling Istimewa

15 Desember 2015   19:40 Diperbarui: 15 Desember 2015   20:33 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Bandung, 2015

“hari ini hari yang begitu dingin, sedingin fikiran ku yang tak sedikitpun terhempas oleh angin... dan masih dengan pemikiran yang sama, masih merindukan kura-kura kecil yang telah terbang menyebrangi lautan biru, tanpa terhempas sayap merpati yang indah".."lantas, aku pun terus bersikukuh dalam hati kecil ku seakan aku hidup di beberapa tahun yang lalu, dengan tanpa sadar waktu terus berdetak tak pernah memikirkan sayap yang patah..lalu di hari itu akupun tak sempat terbangun, aku begitu terbelanggu oleh rayuan asmara yang menggoda, yang telah meluluh lantahkan fikiran rasional ku meninggalkan kenyataan menuju ke alam fana yang sebenarnya tidak harus di dalami terlalu jauh, sehingga saat perpisaan terjadipun itu tidak akan begitu menyakitkan”, begitulah sosok mawar yang sedang bergumam dalam hatinya setiap dia melihat awan biru yang indah, setiap dia melihat hujan yang berdecik, atupun saat awan mendung menutup matahari yang indah, dia selalu memikirkan hal yang sama, dia tak sejenakpun pergi dari fikirannya yang dalam, dia terus memikirkan kura kura itu.....
begitu kuatnya perasaan itu, sampai dia bertahan kokoh dari angin topan, bahkan dia tak pernah menghiraukan para merpati tampan, yang bernyanyi untuknya karna baginya nyanyian yang indah hanya dari sang kura kura...

aku cukup tercengan dibuat olehnya, aku begitu merasakan kepedihan dalam lubuk hatinya, tapi aku tidak bisa berbuat apapun, karna aku tau hanya sang kura kura yang bisa membuatnya tertawa lepas dan tersenyum indah, dengan begitu sadar aku terus menyemangatinya berharap suatu saat aku bisa melihat lagi senyum tulus indah mawar, akupun tak mengaharapkan apapun darinya, karna aku sadar betul sekarang aku hanya salah satu dari merpati yang selalu melantunkan lagu indah saat dia akan tertidur, namun aku tetap percaya jika aku terus menguatkannya dalam badai aku bisa melihatnya tersenyum, tak banyak yang aku inginkan darinya, aku hanya ingin melihatnya tersenyum tersipu lepas dan melupakan masa kelamnya dengan diriku yang dulu hingga dia bisa terbangun dari waktu yang terus menari, hingga dia bisa mengejar waktu yang terus menertawakannya, hingga pada akhirnya dia bisa menertawakan waktu sambil bernyanyi riang, dan pada akhirnya melupakanku.. dengan begitu aku bisa beristirahat tenang di alam sana, aku tak punya banyak waktu aku hanya punya waktu 60 hari terhitung hari ini, aku ingin menebus dosa ku yang pernah aku lakukan di masa lalu, aku terus berdoa aku ingin menebus kesalahan itu, kesalahan karena telah menyianyiakannnya, namun aku tidak bisa menjelaskan situasi ku pada mawar, karna jika aku menjelaskannya dia akan semakin terluka, aku tidak mau dia tahu kalo aku orang yang sama, orang yang selalu dia cinta, orang yang 1 tahun lalu telah membuatnya merasakan kepedihan yang sangat dalam.. “Tuhan aku tidak ingin dia merasakan perpisahan untuk kedua kalinya dengan ku, maka ijinkan aku melepaskan belenggu dalam hatinya, hingga dia bisa memilih merpati yang lain, yang dapat membuatnya terus tersenyum” gumam ku dalam hati setiap waktu...

terkadang rasa putus asa ini terus menerpaku, dan membuatku ingin menyudahi sandiwara ini dan aku ingin mengatakan yang sebenarnya bahwa aku adalah orang yang sama yang dulu dia cinta, hingga saat aku meninggalkannya begitu saja, dan satu tahun setelah itu aku mengalami kecelakaan yang membuat ku harus di operasi untuk merombak wajahku, dan yang paling parah dari kecelakaan aku mengalami cedera otak yang sangat parah, dan dokter memprediksi bahawa aku hanya bisa hidup kurang lebih 5 bulan semenjak kejadian itu, namun dokter mengharuskan aku berisirahat 2 bulan penuh untuk penyembuhan, dan yang terfikir oleh ku, aku ingin mati saat itu juga, namun aku baru sadar ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu sebelum meninggalkan dunia ini, aku tersadar akan hal itu saat salah satu keluarga ku mengantarkan bingkisan kado yang telah usang yang belum sempat aku buka , dalam kado itu berisi catatan mawar, kado itu di berikan oleh mawar kepada keluarga ku 1 tahun lalu saat aku meninggalkannya, dalam catatan itu tergambar semua curahan hati mawar dan dia begitu merindukan ku, akupun tersadar bahwa aku telah menyianyiakan orang yang selalu mencintaiku dengan tulus, lantas akupun membuat rencan untuk membuatnya bahagia, aku memalsukan kematian ku, aku mengapus identitasku yang dulu dan aku mendekati mawar seperti para merpati lainnya, cukup sulit untuk mendekatinya aku bisa benar benar dekat lagi dengannya setelah satu bulan semenjak aku berkenalan dengan identitas yang berbeda, jadi aku hanya memiliki waktu 60 hari lagi untuk terus membuatnya bahagia..

hari demi hari aku mencoba menunjukan beberapa merpati yang baik hati melebihi ku, namun tetap saja mawar selalu tersenyum palsu pada merpati merpati itu, lalu disebuah taman yang tak asing bagiku dan mawar, setidaknya taman ini memiliki kenangan kita berdua di waktu yang lalu, mawar berkata padaku “ sudahlah aku tidak menginginkan hubungan dengan siapapun, jadi tolong hentikan jangan kenalin aku sama cowo lagi ok?” , “tapi agak aneh sih ko aku bisa sedekat ini dengan kamu yah?” Sambil tertawa kosong mawar terus berbicara padaku, saat itu juga hati berayun tak jelas dan aku bergumam “ ini aku mawar, ternyata hatimu bisa merasakan kehadiran ku, aku ingin memelukmu mawar, aku begitu dekat dengan mu, namun aku tak bisa aku akan pergi dalam hitungan hari, dan aku tak mau jika kepedihan mu bertambah lagi karena aku” tanpa sadar akupun meneteskan airmata, sontak hal itu membuat mawar terkejut memandang kearahku, lalu kami saling memandang selama kurang lebih satu menit pandangan kami bertemu kami beruda meneteskan airmata, tanpa ada kata kata kami terus memandang satu sama lain, hingga angin membangunkan pandangan mata kami, lantas tanpa berfikir panjang akupun langsung pergi meninggalkan mawar, aku tidak mau semua ini terbongkar, tanpa menghiraukan mawar aku pergi secepat kilat dan ku pandangi mawar masih dalam posisinya sambil kebingungan..

malam harinya kami tak saling memberikan kabar seperti biasanya, suasana menjadi canggung, aku terlalu takut untuk mengrimnya message, dan aku yakin mawarpun merasakan hal yang sama...malam itu begitu panjang detik demi detik terasa begitu lama, tidak sperti biasanya yang setiap malam kami mengobrol via messenger sehingga waktu terasa cepat..

selang 2 hari sejak kejadian itu aku, memberanikan diri untuk menemuinya di taman biasa, aku ingin menjelaskan kesalah pahaman kemarin, lantas akupun duduk di taman seperti biasanya, tak selang beberapa lama mawar datang menghampiriku, tak sampai aku mengucapkan sepatah katapun mawar langsung mengajak ku ke suatu tempat, dia seakan melupakan kejadian itu, dan dengan tergesa gesa dia mengajak ku ke tampat itu.. sesampainya di tempat itu aku kaget dan bingung mengekspresikan diri, karena tempat itu tempat yang sangat sepesial untuk kami berdua, lantas mawarpun berbicara padaku... “ maaf aku mengajak mu ketempat ini, aku hanya ingin menghirup udara segar di sini” padahal aku tau kalau dia sedang berbohong aku tau dengan pasti hari ini hari pertama kali kami mengikat asmara hari dimana kami resmi berpacaran, suasananya pun tidak berbeda sama seperti dulu, di jam yang sama dengan kondisi cuaca yang sama.. tapi aku tidak mau membuat canggung seperti kemarin, aku berdiri di sebelahnya dan mengangguk tanpa berkata apa apa, begitupun mawar yang tak mengeluarkan sepatah katapun, dia hanya menatapi langit sambil tersenyum rindu sekaligus kecewa, cukup lama kami berdiri disana, hingga hujan turun sedikit demi sedikit, lantas akupun membangunkan lamunan mawar dan mengajaknya untuk berteduh lalu aku mengatarnya pulang kerumahnya...

suasana malam setelah itu kembali seperti biasanya, kami saling bertegur sapa via messenger, hingga salah satu dari kami tertidur,, hari hari selanjutnyapun kami terus bertemu, dan aku selalu menemani mawar ke suatu tempat, dan lagi lagi setiap mawar mengajak kesuatu tempat, aku selalu hafal tempat itu, karena memang tempat itu adalah tempat tempat yang selalu kita datangi bersama diwaktu yang dulu, dan yang membuatku tersentuh mawar selalu menyuruhku duduk di tempat yang sama seperti dulu, dan saat berfotopun di tempat yang sama dengan posisi yang sama. Aku terus tersentuh, hingga tiap malam airmataku tak berhenti mengalir, karena begitu dalamnya cinta mawar pada ku, tapi dulu aku tak menghiraukannya aku selalu menyakitinya, . aku terus berdoa pada Tuhan ku, jika saja aku diberikan kesempatan untuk terus bersamanya aku tidak akan pernah menyakitinya lagi, aku akan selalu membahagiakannya...

hari hari terus berganti seperti itu, hingga kondisi badanku sudah mencapai batasnya aku sudah benar benar kelelahan, aku sudah merasakan rasa sakit di kepalaku begitu perih, aku sudah tidak bisa berjalan lurus, namun hari itu aku memaksakan diri ku untuk menemui mawar di taman seperti biasanya, saat bertemu mawar aku hanya duduk tak berdiri, karna aku tau kalau aku berdiri aku akan terjatuh, namun hari itu ada yang aneh dengan mawar, dia nampak bingung, seakan menyimpan seribu tanya untuk ku. selang beberapa lama dia mengajukan beberapa pertanyaan pada ku.. “ apakah kamu Rio? “ “darimana asal mu? Aku belum tau itu semua” “aku ingin tau seluk-beluk keluarga mu” aku tak mengerti dengan diriku mengapa aku bisa sedekat ini dengan kamu?” sambil menangis dia mengajukan seribu pertanyaan pada ku.. aku hanya diam menahan semuanya lalu aku mengalihkan pembicaraan, namun mawar terus bertanya seperti itu, hingga aku merasakan pusing yang sangat, dengan perlahan suara mawarpun semakin tidak jelas kudengar, matakupun terus berputar, tanganku tidak bisa digerakan, bibirku terkunci, dan perlahan badanku lemas hingga aku jatuh, dan aku melihat badanku yang terbujur lemas, yang sedang dikerumuni oleh beberapa orang yang ada disana, lantas tubuhku dibawa ke rumah sakit terdekat, aku meyaksikan semua itu,

aku melihat tim medis sedang berusaha menanganiku, dual line infus di pasang di tangan kiri dan kananku, dan di sebelah tubuh ku mawar menangis menatapku.. lalu salah satu perawat memberikan clue pada tim medis lain “code Blue” Code Blue” Code Blue” lantas 2 orang dokter langsung mengahampiri dan mengambil alih komando disana suasana sangat menegangkan, salah seorang perawat lainya membawakan peralatan darurat, monitor jantung di pasang di dadaku, di ruangan itu ada 3 orang perawat dan dua orang dokter.. lalu dokter senior memberikan aba aba “kita akan melakukan bantuan hidup pada pasien ini, nadinya masih terdeteksi monitor walupun sudah melemah tapi nafasnya sudah tidak ada” segera lakukan bantuan nafas, segera siapkan obat pacu jantung juga untuk jaga jaga” satu orang segera bersiap untuk lakukan RJP” tim medis terus berusaha sekuat yang mereka bisa, hingga detak jantung ku tidak terdeteksi monitor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun