Mohon tunggu...
Eddo Richardo
Eddo Richardo Mohon Tunggu... Penulis - Mantan Jurnalis media grup Jawa Pos

Ikhtiar, Menuju kehidupan yang hakiki

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pulau Beribu Lubang

7 Mei 2018   10:05 Diperbarui: 7 Mei 2018   10:07 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini sang surya tampak malu-malu menyinari Pulau ini

Malu-malu menghidupkan aura kehangatan

Maksud hati ingin menikmati sinarnya Yang Segar 

namun Sang Surya enggan mengeluarkan hawa Hangatnya

Memaksakan diri berjemur di empuknya rerumputan, sempat terlelap

namun terbangun terdengar suara ketak ketok dari pendengaran

Pulauku terdengar suara ketak ketok

Akibat ulah tangan sendiri tak berbentuk lagi, Pulau Beribu lubang

Merinding, aneh, dan berpasrah

Perbanyak berdoa untuk dilindungi

Suara ketak ketok seolah ditegur Malaikat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun