Mohon tunggu...
Eddi Kurnianto
Eddi Kurnianto Mohon Tunggu... Jurnalis - orang kecil dengan mimpi besar.

orang kecil dengan mimpi besar.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi: "Extraction", Aksi The Raid Hollywood Rasa Bollywood

25 Maret 2021   06:30 Diperbarui: 25 Maret 2021   08:51 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini resensi tentang sebuah film, "Extraction". Masih dalam genre action, film produksi Netf**x tahun 2020 ini lumayan menarik untuk ditonton oleh para penggemar film laga. Film yang jadi debut penyutradaraan Sam Hargrave ini menarik secara visual. Banyak aksi stunt yang asik. Maklum saja Sam Hargrave justru lebih populer sebagai stuntman dan juga aktor laga. Dia menjadi stunt coordinator dalam Captain America: Civil War dan Avengers: Endgame. Bersama Russo brother, Hargrave menulis naskah film Extraction ini.

Tak bisa dipungkiri, salah satu daya tarik utama film ini adalah kemunculan Chris Hemsworth (yang lebih dikenal sebagai pemeran Thor) sebagai pemeran utama. Kharisma dan tampang keren Chris Hemsworth dimanfaatkan habis-habisan sejak awal film.

Film ini dibuat sebagian besar di Indie. Crew dan pemerannya pun kebanyakan orang India, sesuai dengan setting ceritanya. Lima belas menit awal film ini mengingatkan saya pada The Raid (redemption). mungkin karena perkelahian brutal di dalamnya, mungkin karena seragam polisi yang mirip dengan tentara seperti dalam Redemption itu. Persamaan lain adalah kesederhanaan ceritanya, nyaris tertebak sejak awal, toh buat penggemar film aksi tetap akan jadi tontonan yang asik.

Penokohannya juga simple. sinopsisnya sederhana : Seorang tentara bayaran yang depresi diminta membebaskan anak seorang druglord di India, yang di culik saingannya. Dalam aksi ternyata muncul banyak fihak yang berusaha memperebutkan si anak, dan tentara bayaran yang berusaha menyelamatkan si anak, terjebak dalam perebutan itu.

Tempo awal lambat dan cerita yang agak melompat (yang menurut saya agak membingungkan), sempat membuat hampir mematikan video ini. Tapi seperti juga The Raid, mendadak action dimulai dan terus digelar.

Tidak seperti pengambilan gambar action ala Hollywood -yang dipotong-potong dan cenderung extreeme close up- pengambilan gambar film ini cukup asyik. Kamera seperti follow terus menerus sejak action dimulai. Bergerak lincah mengikuti beberapa tokoh, berganti-ganti. Run through, tidak dipotong-potong pendek. Kamera ikut menembus jendela, melompat bersama sang tokoh, dan baru berhenti saat tokohnya terhantam mobil.

Gaya serupa ada di beberapa film Hongkong. Kamera benar-benar menjadi mata penonton. Perubahan kamera juga memberikan kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan. 

Saya suka sekali pergerakan kamera dalam film ini, saking tertariknya saya sampai mencari tahu tentang Newton Thomas Sigel, sang sinematographer film ini. Ternyata ada juga karya lain dari Newton Thomas yang lumayan saya suka pergerakan kameranya (walau filmnya biasa saja) yaitu: Drive (2011) yang dibintangi Ryan Gosling.

Tentunya jangan mengharapkan adegan perkelahian ala jagoan kungfu di film ini. Tidak ada tendangan terbang, tenaga dalam atau senjata unik. Ini lebih mirip the raid dengan senjata api. Bukan berarti tidak ada action bak-bik-buk, tapi jelas berbeda. Perkelahian efektif dengan pistol ala tentara, beberapa tehnik gulat bebas dan MMA, bantingan, kuncian sendi, meluncur dengan cepat di sela-sela aksi kejar-kejaran dan tembak-tembakan.

Lima belas menit pertama membuat saya banyak berharap pada film ini, ini kesalahan saya. Hopes are mother of all dissapointments...

15 menit pertama perkelahian asik dan gerak kamera ciamik membuat saya berharap film ini bukan dar der dor gaya Hollywood. Harapan membesar karena di beberapa bagian ada pendekatan lebay ala India yang dibuat pas. Berharap ini film action saja, yang tak usah punya bumbu nangis-nangis.
Orang lain boleh bilang percakapan yang (seolah-olah) filosofis, dan kesedihan, akan memperkuat sebuah film aksi. Buat saya kalau film aksinya jadi dragging dan rama'nya berantakan, sentimental issue bisa malah mengganggu. apalagi kalau munculnya ujug-ujug, begitu kata orang betawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun