Mohon tunggu...
Eddi Kurnianto
Eddi Kurnianto Mohon Tunggu... Jurnalis - orang kecil dengan mimpi besar.

orang kecil dengan mimpi besar.

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film: Innocent Moves/Searching For Bobby Fischer

24 Maret 2021   16:06 Diperbarui: 24 Maret 2021   22:19 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catur tampaknya sedang trend, mungkin karena kemunculan miniseri baru di Netflix, Queens Gambit (2020). Mini seri drama ini diangkat dari novel karya Walter Tevis dengan judul yang sama. oh iya, iminiseri ini muncul sebelum ada polemik dewa kipas vs Gotham Chess ya.

Queen's Gambit sendiri bercerita tentang Beth Harmon seorang pemain catur wanita berbakat, yang diperankan dengan asik sekali oleh Anya Taylor-Joy. Isi ceritanya adalah suka duka Beth Harmon dalam usahanya menjadi pemain catur terhebat, sambil menghadapi masalah pribadinya seperti kecanduan obat dan alkohol, sekaligus bertahan di dunia yang mayoritas dikuasai pria. Drama ini bersetting waktu sekitar pertengahan 50an sampai awal 60an. Saat itu dunia catur eropa praktis dikuasai pria dan Rusia.

Saya tidak ingin terlalu banyak bicara tentang Queen's Gambit, karena sebenarnya masih banyak film tentang catur yang asik, seperti coldest game (2019), fresh (1994), innocent moves (1993), The Luzhin Defence (2000), Pawn Sacrifice (2014), Queen To Play (2009), Queen of Katwe (2016), computer chess (2013), Dark Horse (2014), atau Life Of A King (2015). Nah, Satu film baru saya tonton ulang, yaitu Innocent Moves /Searching for Bobby Fischer. Saya akan cerita soal itu saja.

Film ini dilepaskan dengan dua judul; ' 'Searching for Bobby Fischer' untuk tayang di Amerika, dan berjudul 'Innocent Moves' untuk peredaran internasional. Drama tentang catur ini memang buatan Amerika, sehingga tak heran awalnya diberi judul Searching for Bobby Fischer.

Bobby Fischer dianggap dewa catur bagi sebagian besar penggemar catur Amerika. Ikon tertinggi kemampuan catur Amerika. Sekitar tahun 70an, Robert James "Bobby" Fischer (lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, 9 Maret 1943) adalah orang Amerika satu-satunya yang mampu menghancurkan dominasi Uni Sovyet dalam dunia catur.

Saat itu adalah masa perang dingin, dimana Amerika Serikat dan Uni Sovyet bersaing dalam segala hal. Tak heran kemampuan Fischer membuatnya digadang-gadang menjadi icon superioritas Amerika saat itu. Ironis, karena di akhir hidupnya Fischer justru memuituskan menjadi warga Islandia dan cenderung anti segala hal berbau Amerika Serikat, kemungkinan justru karena ia tertekan kehilangan kebebasan pribadi akibat terlalu terkenal di Amerika.

Di Inggris dan bagian lain Eropa, Fischer (walau diakui sebagai jenius catur) tak begitu besar pengaruhnya. Tak heran judul film ini pun diubah menjadi Innocent Moves.

Innocent Moves diangkat berdasar sebuah buku karangan Fred Whaitzkin, yang isinya adalah kisahnya sebagai seorang ayah dari seorang anak jenius catur. Fred Whaitzkin adalah ayah dari Joshua Whaitzkin, seorang pecatur andalan Amerika Serikat.

Di umur 6 tahun, Joshua (diperankan oleh Marc Pomeranc) diajak ibunya ke Washington Square Park , Sebuah taman di New York. Dia tertarik pada orang-orang yang bermain catur cepat (batas waktu di bawah 5 menit). 

Joshua belajar catur secara otodidak. Melihat bakat dan minatnya, di usia 7 tahun, sang ayah mencarikan guru catur formal untuknya. Bruce Pandolfini adalah guru pertamanya. Inti ceritanya adalah tentang upaya sang Ayah mendukung perkembangan anaknya yang jenius catur, tanpa meninggalkan berbagai kesenangan masa kecilnya.

Selama menjadi siswa sekolah dasar, Joshua memimpin sekolahnya memenangkan 7 kejuaraan nasional, dan merebut 8 gelar individual. Di usia 17 tahun, Joshua menjadi juara nasional kejuaraan catur junior se Amerika Serikat. Walau berbakat brilyan, perjalanan Joshua menjadi pecatur hebat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun