Mohon tunggu...
Eddie MNS Soemanto
Eddie MNS Soemanto Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Humor

Buku puisinya Konfigurasi Angin (1997) & Kekasih Hujan (2014). Saat ini bekerja di sebuah perusahaan otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rumah Sakit

8 Desember 2009   15:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:01 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

DARI hari Jumat sampai Minggu kemaren, anak saya dirawat di rumah sakit. Anak saya lelaki yang berumur 3 tahun diserang demam tinggi yang bisa berakibat kejang atau step. Untung di rumah kami (saya dan istri saya) men-stok obat anti kejang. Di rumah sakit, nauzubillah, ternyata anak batita dan balita yang sakit buanyak. Iseng-iseng saya nanya ke suster jaga yang cantik, sakit apa gerangan yang banyak menyerang para bayi ini? Jawabnya DBD dan demam tinggi. Waspadai nyamuk siang hari, Pak, kata suster itu lagi. Yah, ngapain nyamuk siang hari, nyamuk malam hari pun saya waspadai kok, jawab saya, tapi dalam hati.  Sebetulnya bukan itu saja, selain memberantas tempat-tempat yang bisa dijadikan sarang nyamuk demam berdarah, menjaga kebersihan itu adalah bagus buat kesehatan. Terlebih-lebih kita yang punya anak dibawah tiga dan atau lima tahun. Termasuk menyediakan dan menyiapkan obat-obat ringan di kotak P3k di rumah.  Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?

 

     Yang akan saya ceritakan disini juga adalah bagaimana pelayanan rumah sakit tersebut yang sangat ketat sekali. Terutama pagi para pengunjung. Sampai-sampai kami sebagai suami istri yang sah bisa dianggap dan bisa terpisahkan oleh pihak sekuriti. Tahu gak kalau sekuriti tersebut sampai memeriksa ke kamar-kamar, bahwa di kamar, pasien hanya boleh ditunggui hanya oleh satu orang. Kesal juga awalnya. Anak menangis, istri hamil, gak tega rasanya ninggalin. Disuruh istri ke luar, anaknya gak mau ditinggal mamanya. Minta dispensasi sama sekuriti, dijawab kalau dia hanya menjalankan perintah. Benar juga sih. Tapi itulah, terpaksa saya memendam amarah. Gondooook banget. Mau pindah rumah sakit, mau pindah ke mana? Sebab sehabis gempa 30 September kemaren, rumah sakit di Padang banyak yang hancur.  Wajar juga rumah sakit ini berjubel pasiennya.

 

     Apa? Sebut di sini nama rumah sakitnya? Jangan deh. Ntar kalau  disebut di postingan ini bisa-bisa saya dituntut macam Ibu Prita. Lagian, begitu sekuriti itu lengah saya diam-diam ngeloyor masuk. Sekuriti juga manusia. Ada lengahnya.  Hihihi. Masak buaya dikadalin. Tulis gak ya 'buaya dikadalin' ini? Ntar macam Pak Susno juga. Yaah... keburu kepencet published-nya. Gimana ini?@081209

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun