ADA dua kejadian yang saya tonton di berita televisi hari ini, Jumat 27 November 2009, bertepatan dengan Idul Adha 1430 H, yang mana membuat saya takjub sekaligus gimanaaa gitu.
Pertama kejadian di Kudus. Di sana pada Idul Adha penyembelihan hewan kurban hanya kambing dan kerbau. Sementara sapi sengaja tidak diikutsertakan disembelih karena sapi adalah hewan yang disucikan oleh orang yang beragama Hindu. Ini katanya merujuk kepada ajaran Sunan Kudus yang menganjurkan untuk menghormati agama lain. Maka sampai hari ini di Kudus, sapi bukan termasuk hewan yang menjadi ‘kurban' di hari raya kurban ini.
Yang kedua, saya gak ingat kejadiannya di mana, ada sekelompok orang yang melakukan sholat Idul Adha di lapangan terbuka dengan tidak memakai alas apa pun. Kalau biasanya kebanyakan orang sholat terlebih di lapangan terbuka pasti memakai alas, selain sajadah juga koran atau tikar agar supaya tidak kotor. Tapi yang dilakukan orang-orang ini justru tidak seperti kebanyakan orang yang lazim kita lihat sampai sekarang ini. Ini kata pemimpinnya merujuk kepada apa yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya tempo dulu. Jadi apa yang dilakukannya tak lain semata hanya meniru apa yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya.
Dua kejadian di atas menambah pengetahuan saya tentang bagaimana saya (kita) harus bersikap. Apalagi di Idul Adha ini kecintaan Nabi Ibrahim kepada Allah dan keikhlasan Nabi Ismail untuk menjalankan permintaan ayahnya Nabi Ibrahim untuk disembelih patut saya (kita) teladani. Kecintaan dan keikhlasan.
Namun ada satu pertanyaan, kalau ada orang apalagi pemimpin, tidak punya teman dan tidak mau bergaul, lalu tidak pula menambah pengetahuan dengan membaca, apa yang bisa diharapkan dari orang ini? Maaf, sekali lagi, ini pun bukan bermaksud mencari kesalahan. (Padahal sebenarnya, untuk betul itu, salah sangat perlu).@