Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Setangkup Roti dalam Buaian Kasih

6 Februari 2020   21:46 Diperbarui: 6 Februari 2020   22:17 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pernah menyajikan setangkup roti untukmu. Di dalamnya ada selai coklat yang kuoleskan dengan rasa cinta. Biar kamu merasakan manisnya hidup lebih dari sekedar coklat yang menyembul keluar diantara tumpukan dua lapisannya.

Kulihat wajahmu merona merah. Aku tahu itu bukan karena marah. Entahlah! Mungkin karena rasamu yang terbuai sebab perhatianku saja. Atau karena pesonaku yang meninggikan inginmu memelukku saat itu juga. Hanya Tuhan yang tahu rupanya.

Belum juga kau gigit roti itu. Kau sudah menarik lembut tanganku. Lalu kau minta aku duduk di sampingmu. Kuhirup aroma tubuhmu. Kau cium keningku. Hingga kau lupakan setangkup roti itu. Sebab hadirku membuai kehidupanmu, rayumu.

Sebentuk syukur kubersitkan padaNya. Bahagia mengunyah rayuanmu hari itu. Sebahagia potongan roti dalam gigitan pertamamu. Selapis pertama dengan rasa cinta. Selapis berikutnya dengan rayuan menggoda. Hingga aku terlena dengan setangkup roti dalam buaian kasih. Darimu selamanya.


Benuo Taka, 2 Pebruari 2020.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun