Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Malam Jumat (14)

13 Desember 2019   19:00 Diperbarui: 14 Desember 2019   05:09 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keyakinan yang berkembang dari satu warga ke warga lainnya sudah sampai ke telingamu. Sedangkan aku hanya membisikkan sekelumit hal baru padamu. Tak mungkinlah kau semudah itu percaya padaku. Kalau pun kupaksakan, aku takut hal itu justru membuat aku kehilangan kamu. Sebab, baru membahasnya saja kamu sudah cemberut seribu satu wajah padaku.

Sambil berjalan meninggalkan kerumunan warga di acara bersih Kampung itu, aku berusaha menahan diri untuk tak membicarakan hal hal yang kuanggap mitos lagi pada Wati. Sedangkan Wati hanya bisa membuatku risau dengan kebungkamannya. Aku rasa di marah padaku.

"Uhuk... uhuk...." Usahaku untuk mengalihkan perhatian Wati dari topik misteri tadi dan mencairkan suasana yang mulai dingin merambat ke arah beku.

"Kamu nggak apa apa, kan?" Wajah Wati terlihat cemas.

Agaknya berhasil ini. Berlagak sakit adalah senjataku untuk menghilangkan cemberut di wajah gadis itu. Atau untuk membuka mulut bungkamnya agar rela bicara kembali denganku.

"Eh... nggak apa apa. Kerongkonganku sudah minta dibasahin." Aku tersenyum sambil memegang batang leherku.

"Minum?"

"Nggak."

"Jadi?"

"Nggak salah lagi."

Kepalan kedua tangannya pun mendarat tepat di lengan kiriku. Dipukulnya lenganku dengan malu malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun