Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perang Lisan

21 November 2019   22:16 Diperbarui: 22 November 2019   06:33 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Malam semakin menghitam. Dan hujan pun semakin menghujam tanah. Ketika lisan sampai terlena. Lidah berujar tak terkendali. Tak sengaja menghantam hati. Hingga ada wajah indah berubah muram. Tak terima sebab terkuliti. Bergunjing membuka aib. Dalam jamuan makan bangkai saudara sendiri.

Perang pun tak terhindari. Ego berdiri di atas kepala kepala batu. Menutupi mata hati. Melenyapkan toleransi. Mencaci lalu memaki. Mengupas lapisan kesabaran. Membakar emosi. Hingga perang lisan tak terhindarkan. Lalu nurani mati oleh kemungkaran. Tak bisa terima pesan kanan kiri lagi. Terpental.

Apa yang kau dapat dari semua itu?

Tak ada selain perpecahan yang berdiri di atas serasah dosa dosa yang bertumpuk. Hanya memberatkan ketika mati.

Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 21 Nopember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun